Selamat Datang

Selamat datang dan selamat menikmati hidangan otak Anda. Blog ini khusus dirancang untuk Anda yang siap melahap dan mencari gizi-gizi buku yang bermakna.

Kamis, 11 Desember 2008

Agar Anak "Tercetak" Seperti Dididik Rasulullah

Judul : Seni Mencetak Anak Hebat
Penulis : Dr. Adil Syadi dan Dr. Ahmad Mazid
Penerbit : Solo, Mumtaza
Cetakan : Pertama, Oktober 2007
Tebal : X + 97 Halaman

Membesarkan, mengarahkan dan mendidik anak ‘hebat’ ternyata bukanlah perkara yang mudah dan gampang, apalagi bila dikaitkan dengan besarnya cita-cita orang tua yang menginginkan anaknya hebat dalam berbagai segi, baik dari intelegensi, emosi dan terlebih-lebih spritualnya. Saking berlebihnya keinginan orang tua terhadap anaknya, terkadang ia berlebihan dalam mencintai dan memperlakukan anaknya. Sehingga kecintaan yang ditanamkan bukan motivasi untuk meraih apa yang diidam-idamkan tetapi malah menjadi racun terhadap perkembangan kejiwaan dan kepribadian anak itu sendiri. Lantas, bagaimankah langkah agar anak ‘tercetak’ menjadi anak yang hebat? Buku “Seni Mencetak Anak Hebat” yang dikarang Dr. ‘Adil Syadi dan Dr. Ahmad Mazid ini secara sederhana akan membimbing orang tua untuk mencetak anak hebat ala Rasulullah Saw.

Buku yang dicetak pertama kali pada bulan Oktober 2007 ini menjadikan metode Rasulullah dalam mendidik anak sebagai rujukan utama dengan alasan bukan hanya karena perintah untuk senantiasa mengikuti perilaku Rasulullah dalam seluruh lini kehidupan, tetapi lebih didasari bahwa konsep dan metode Rasulullah jauh lebih handal dari konsep-konsep barat.

Secara keseluruhan, buku ini dibagi penulis ke dalam empat bagian yang tampak jelas hendak menularkan konsep dan metode Rasulullah dalam mendidik anak. Bab pertama diawali dengan membincang “Metode Nabi Saw. dalam Mendidik Anak”, bab kedua mengupas “Beberapa Keselahan dalam Mendidik Anak”, bab ketiga membicarakan “Solusi Problematika Anak”, dan bab keempat membahas “130 Tips Sukses Mendidik Anak”.

Di antara metode Rasululullah yang cukup menarik adalah, tentang menumbuhkan kepercayaan diri seorang anak. Dikisahkan, suatu ketika di hidangkan kepada Rasulullah semangkuk susu, lalu Rasulullah meminum sebagiannya. Di sebelah kanannya ada seorang anak kecil dan di sebelah kirinya ada orang tua. Lalu, Rasulullah berkata kepada anak kecil tersebut, “Izinkah dirimu jika aku berikan (sisa) susuku kepada orang yang di sebelah kananku? Anak kecil itu pun menjawab, “Tidak, demi Allah. Aku tidak izinkan orang lain mengambil jatah yang kau berikan untukku”. Di sini, kita dapat melihat bagaimana Rasulullah mengajarkan cara untuk menciptakan kepercayaan diri seorang anak yang sebenarnya tidak begitu bermasalah jika Rasulullah tidak menanyakan kepadanya.

Sekalipun bahasa terjemahan buku ini masih begitu cukup terikat dengan bahasa aslinya, tetap saja inti utama buku ini masih dapat terbaca dengan jelas. Saya merekomendasikan Anda untuk membaca buku ini, khususnya buat para orang tua.

Perensensi: H. Rahmat Hidayat Nasution, Lc., Guru IIS-DIM dan MTs Muallimin UNIVA Medan

Sulitnya Menyunting Gadis Celeopatra

Judul : Jasmine
Penulis : Sholeh Gisymar
Penerbit : Yogyakarta, Idola Qta, 2008
Tebal : 118 Halaman


Berawal dari kesempatan bepergian ke Mesir yang menggoreskan banyak kenangan dan pengalaman membuat Sholeh Gisymar terinspirasi menuliskan kisah nyatanya tersebut. Kenangan yang diangkat dalam novel kali ini tentang perkenalan dan kedekatannya dengan seorang gadis pramuniaga yang memiliki nama Jasmine. Dapat dikatakan, penulis sedang kena panah cinta dengan ‘gadis celeopatra’ sehingga tak dapat melupakannya. Bukan karena kecantikan paras Jasmine yang membuat penulis terpikat, tapi karena dengan gadis itu dia bisa bercanda dan menguji kebolehannya bersyair.

Novel yang diberi judul Jasmine ini berbeda dengan novel penulis sebelumnya, Hamidah. Jika dalam Hamidah penulis mencoba mengeksplorasi romantisme, kerinduan dan gairah dengan gaya yang amat santun, dalam Jasmine batasan-batasan kesantunan itu sedikit diperlonggar. Selain itu, dari segi bahasa penulis mencoba mendekatkan gaya bahasanya dengan gaya bahasa orang Mesir, tempat sebagian besar setting novel ini. Meskipun gaya bahasa asli penulis yang terkenal puitik, metaforik dan mendayu-dayu tetap menjadi salah satu aksesoris novel ini.

Novel ini dapat dikatakan menitipkan pesan kepada siapa pun yang membacanya bahwa cinta adalah bahasa universal yang tak pernah mengenal kelas sosial, batas geografis dan geopolitik. Cinta adalah bahasa jiwa. Meskipun banyak juga manusia yang mencoba mengingkari universalitas cinta dengan membuat hukum-hukum yang berdasarkan logika. Padahal, siapa pun orangnya akan sepakat menyatakan bahwa cinta tidak dapat dilogikakan.

Karena itu, gagasan novel Jasmine ini tidak hanya berkisah tantang perempuan cantik, tapi juga tentang adat, budaya dan keyakinan bangsa Mesir. Ditambah lagi, novel ini adalah kisah nyata yang dapat diperkirakan nama dan tempat yang digunakan sebagaian besar adalah fakta. Barangkali, jalinan kisah dan alur yang digunakan yang hanya menggunakan imajinasi.

Pesan moral lain yang cukup menjadi perhatian tentang betapa beratnya adat dan syarat-syarat untuk menikahi gadis Mesir. Kisah nyata ini membongkar semua itu. Di antaranya, calon suami harus menyediakan sebuah rumah. Dan itu belum termasuk mahar. Alasan kenapa harus menyadiakan rumah hanyalah sebuah kekhawatiran jika si suami ternyata tidak bertanggungjawab, sehingga rumah itu menjadi simbol rasa aman dan perlindungan yang dibutuhkan seorang perempuan.

Selain itu, ‘energi positif’ lain yang dapat dipetik dari novel ini tentang pemahaman berumah tangga menurut masyarakat Mesir. Kehidupan rumah tangga tidak cukup hanya bermodalkan cinta, tidak cukup juga dengan pertimbangan suami-isteri saja. Di sinilah gambaran cinta itu menjadi semakin luas. Ia juga meliputi kepandaian, kemauan, kerja keras dan juga harga diri. Karena itu, jika seorang laki-laki ingin menikahi anak gadis, itu berarti ia juga ikut menikahi seluruh keluarganya. Sehingga, menurut masyarakat Mesir, menikahkan anak dengan orang asing dan dibawa ke negeri suaminya akan membuat terputusnya tali silaturrahim anak gadis dengan keluarganya.

Novel ini cocok dibaca para pecinta yang ingin melanjutkan hubungannya ke pernikahan. Karena pengalaman penulis yang merasakan betapa sedihnya ketika cinta tak berakhir di pernikahan menjadi pelajaran yang cukup berarti. Juga, novel ini layak dijadikan bacaan buat siapa saja yang ingin mengetauhi bagaimana kehidupan dan syarat-syarat untuk menikahi wanita Mesir. Selamat Membaca!

H. Rahmat Hidayat Nasution, Lc., Guru di IIS-DIM Medan dan Mts Swasta Muallimin Medan

Kiat Jitu Agar Gila Membaca

Judul Buku : Bikin Kamu Tergila-Gila Membaca
Penulis : Prembayun Miji Lestari
Penerbit : Yogyakarta, Book Magz Kelompok Pro- U Media
Tebal : 163 halaman

Membaca bagi orang yang belum terbiasa terkadang merupakan hal yang teramat berat dilakukan. Bahkan, sebagian orang masih beranggapan bahwa dunia membaca adalah dunianya para akademis, penulis, pengamat dan sebagainya. Namun, sebenarnya siapa pun orangnya harus rajin membaca. Karena sulit diterima akal bisa meraih kesuksesan dan keberhasilan jika tidak suka membaca. Maka membaca dapat dilakukan siapapun tanpa ada kaitannya dengan profesi.

Buku ini memberikan motivasi dan petunjuk-petunjuk untuk mengawali agar suka membaca hingga cara memilih bacaan tepat dan mengatur anggaran dana untuk bisa membeli buku. Ada beberapa tips agar cinta membaca yang ditawarkan buku ini. Pertama, lakukan gerakan-gerakan yang mengarah pada aktivitas cinta dan gemar membaca. Misalnya, sering pergi ke toko-toko buku, perpustakaan atau ke pasar buku loak. Hal inilah yang dilakukan orang-orang Jepang sehingga negaranya dikenal sebagai negara “gila baca”. Toko-toko buku di Jepang banyak mengizinkan pembaca melakukan tachiyomi, membaca sambil berdiri meski tidak membeli. Kedua, beli dan bacalah bacaan yang disenangi guna merangsang daya tarik membaca, seperti novel, kumcer, cerita jenaka atau terserah yang kita suka. Ketiga, mulailah dalam keadaan fun, bersikap santai dan tidak tegang waktu membaca. Bahkan, boleh juga membaca sambil ngemil makanan asal bisa membuat tertarik untuk merangsang membaca. Keempat, Bacalah bacaan sedikit demi sedikit tetapi tetap kontinu untuk menghindarkan beban berat membaca banyak sekaligus. Kelima, jangan paksakan diri membaca jika sudah tidak “berselera” atau bete. Keenam, cobalah membaca buku selain yang kita senangi, seperti buku-buku How to untuk memperluas pengetauhan. Ketujuh, catat dan renungkan apa yang sudah dibaca agar membantu dalam memahami buku secara apik. Kedelapan, Endapkan pikiran barang sejenak, untuk kemudian melakukan pengembangan atas apa yang sudah dibaca. Siapa tahu bisa menemukan “rumus canggih” untuk kemudian ditulis. Kesembilan, segeralah menerapkan learning by doing. (hal. 71-73)

Tak hanya itu, di dalam buku ini penulis juga memberikan bocoran kriteria jenis bacaan bagus dan layak baca. Menurut Prembayun, ada dua belas kriteria bacaan bagus. Di antaranya, memiliki isi dan penyajian yang unik, mampu memacing emosi dan perasaan untuk membaca, mudah dicerna, mengandung ide-ide sehat, dapat memperluas pengetauhan, bersifat informatif dll.

Di antara masalah yang sering terjadi, ketika minat baca sudah tumbuh dan bahkan berhasil menempa diri kita menjadi book lover ‘pencinta buku’, kesulitan dalam mengatur anggaran dana untuk membeli buku terkadang menjadi kendala yang cukup pelik. Karena itu, penulis buku ini mencoba memberikan solusi ringan dengan cara mengurangi alokasi dana yang tidak begitu penting, seperti jajan-jajan. Jika hal ini juga tidak mungkin, cobalah untuk menyewa buku, baik di perpustakaan maupun di rental buku. Jika hal itu juga sulit dilakukan, cobalah untuk membuat maklumat kepada saudara-saudara atau teman-teman jika ingin memberi hadiah tolong hadiahnya buku. Jika itu juga sulit, cobalah mencari dan menggunting artikel-artikel yang ada di koran dan majalah. Intinya, jangan sampai putusnya semangat membaca.

Gagasan yang dituangkan penulis dalam buku ini barangkali akan lebih tajam dan lebih komprehensif ketika kita membandingkannya dengan buku Bahaya Bangsa Tanpa Minat Baca (Dr. Sabaruddin Tain, penerbit An-Najah Press). Walaupun buku itu lebih menyoroti persentasi tingkat baca anak bangsa dan fungsi keberadaan perpustakaan, tapi analisis di dalamnya dapat digunakan untuk melihat pentingnya menumbuhkan budaya baca. Kombinasi di antara kedua buku tersebut kiranya dapat menyadarkan kita bahwa dengan membaca kita bisa meraih kesuksesan dengan mudah dan mampu mengangkat martabat bangsa ini menjadi negara yang makin makmur, karena memiliki pakar-pakar yang siap menyelamatkan bangsa.

Rahmat Hidayat Nasution, Guru di IIS-DIM Medan dan Mts Swasta Muallimin Medan

Mengenal Karakter Cewek Idola

Judul : Rahasia Cewek
Penulis : Indari Mastuti
Penerbit : Jakarta, Hi- Fest Pubhlising,
Tahun Terbit : Cetakan 5, 2008
Tebal : 124 Halaman

Jika di awal tahun 90-an buku fiksi Hilman Hariwijaya yang berjudul “Lupus” laku keras di pasaran karena mengangkat tema tentang remaja. Indari Mastuti, saat ini, juga sedang mengikuti jejak kesukesan Hilman. Buku Indari yang berjudul “Rahasia Cewek” ini sedang naik daun atau best seller. Topik yang dikupas juga sama, tentang remaja. Jika boleh disamakan, Hilman dan Indari sama-sama mengambil sasaran pembaca yang sangat membutuhkan informasi. Informasi yang disampaikan mampu membuat remaja sadar dan mengerti bagaimana gaya hidup remaja semestinya.

Dengan gaya bahasa dan pilihan kata yang cukup familiar di kalangan remaja, buku Indari ini memberikan kejelasan tentang pribadi wanita agar disukai lawan jenisnya, yaitu lak-laki. Dengan “lead” bab yang menguraikan tentang perbedaan cowok dengan cewek, dilanjutkan dengan sifat dan karakter cewek, cara menghadapi cewek hingga trik menjadi cewek idola laki-laki dikupas Indari dengan jelas di dalam buku ini.

Jika dilihat sekilas, buku Indari ini seakan-akan hanya akan mengupas bagaimana menjadi wanita incaran para lelaki. Kenyataannya, buku ini juga mampu menuntun pembaca, khususnya wanita, akan menjadi lebih dekat dengan agamanya. Buku ini tidak hanya mengajarkan bagaimana agar lelaki tertarik dari sisi fisik saja. Tapi, dapat dikatakan, buku ini sangat aktif untuk mengarahkan wanita “cantik” dari sisi rohani atau jiwa.

Sikap cewek yang rentan terkena stress diterapi oleh Indari dengan menggunakan konsep agama yang sudah biasa terdengar. Yaitu hadapi dengan senyuman dan tawakkal kepada Allah. Dengan senyum dan penyerahan diri terhadap masalah yang dihadapi, menurut Indari, emosi yang sedang “meledak” akan segera terjinakkan. Karena ketika senyum, otot-otot diwajah terkontraksi. Ketegangan-ketegangan pun mengendur. Selain itu, dengan tersenyum aliran ke pembuluh darah terdekat jadi lancar. Akibatnya, darah menjadi dingin dan emosi menjadi tenang. (hal. 39)

Setelah diberikan terapi rohani terhadap permasalahan cewek, Indari juga memaparkan bagaimana karakteristik cewek yang sedang tertarik dengan cowok, bagaimana tipe cewek yang ingin diputusin dan cara memutuskan cowok tanpa ada permusuhan dan putusnya persahabatan. Intinya, Indari terkesan ingin tetap mengajarkan bagaimana tali silaturrahmi tetap terjalan, sekalipun statusnya sudah berbeda.

Semakin mendakati akhir bab di dalam buku ini, Indari makin membuat pembacanya penasaran. Karena Ia menjelaskan juga persahabatan ala cewek, kebiasaan apa saja yang dapat dikerjakan cewek dengan cowok. Dan terakhir, Indari juga ‘membocorkan’ tipe cewek cantik dan cewek cerdas.

Sejatinya, tulis Indri, cewek cantik bukan terletak pada pakaian yang dikenakannya, bukan pada bentuk tubuhnya, atau cara dia menyisir rambutnya. Kecantikan wanita terletak pada matanya, bagaimana memandang dunia. Karena di matanya terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia. Selain itu, cewek cantik juga terletak pada jiwanya yang mampu menumbuhkan rasa cinta, kasih sayang dan perhatian, baik terhadap sesama jenis maupun lawan jenis. (hal. 98)

Adapun cewek cerdas yang ingin diuraikan Indri adalah cewek cerdas secara syariat. Kecerdasaan yang dimilikinya mampu membuatnya makin bertambah keimanannya kepada Allah Swt. Di mana pun ia berada dan apa pun yang dimilikinya, ia meyakini bahwa semuanya milik Allah yang dititipkan kepadanya dan hanya boleh digunakan untuk menghantarkan dirinya menjadi hamba Allah yang bertakwa. (hal. 105)

Buku ini cocok untuk cewek sebagai pedoman untuk menjadi cewek idola bagi semua orang. Sedangkan bagi kaum cowok dengan buku ini dapat mengetauhi semua rahasia tentang tentang cewek dari tanda cewek sedang jatuh cinta hingga tanda-tanda cewek ingin diputusin. Dengan buku ini, pertanyaan yang selama pernah terdetak di hati cewek maupun cowok akan dapat terjawab, sekalipun tidak sedetail mungkin.

H. Rahmat Hidayat Nasution, Lc, Staf Pengajar di Islamic International School Darul Ilmi Murni (IIS DIM) Medan dan MTs Swasta Muallimin UNIVA Medan

Aisyah Nikah Muda Bukan Mitos

Judul Buku : Aisyah Saja Nikah Dini!

Penulis : Ummu Aisyah

Penterjemah : Minanurrohman

Penerbit : Solo, Samudera

Tahun Terbit : Januari, 2008

Halaman : 104 Halaman


Apakah Anda termasuk orang yang meragukan Aisyah ra. dinikahi Rasulullah saat berusia 6 tahun? Atau, Anda termasuk orang yang percaya bahwa Aisyah ra. dinikahi di usia belia, tapi tidak tahu dalilnya? Atau bahkan, Anda percaya pernikahan Aisyah-Rasulullah, tapi ingin tahu cara membantah pendapat para orientalis yang menuduh Rasulullah sebagai pemilik libido tinggi dan mengalami kelainan seksual lantaran menikahi wanita berusia muda? Serentang pertanyaan tentang pernikahan Aisyah di usia muda tampaknya tidak akan mampu menggiring umat Islam untuk mengakui pernikahan Aisyah di usia muda adalah mitos. Ummu Aisyah dalam bukunya “Az-Zawaj Al-Mubakkir” yang diterjemahkan dengan judul “Aisyah Saja Nikah Dini!” mampu membendung klaim-klaim yang menyudutkan Rasulullah Saw. atau menggoyahkan keyakinan umat Islam tentang pernikahan Rasulullah-Aisyah.

Di antara bantahan Ummi Aisyah terhadap klaim-klaim negatif terhadap pernikahan Rasulullah-Aisyah adalah, kaum Quraisy yang selalu menunggu event-event yang tepat untuk memprovokasi umat agar menganggap Rasulullah Saw. adalah salah, keliru dan hanya akan membawa pada kehinaan, tidak memanfaatkan event in untuk kepentingan tersebut, namun menerimanya seperti hal yang lumrah. Selain itu, Aisyah bukanlah wanita pertama yang menikah pada umur muda dan juga bukan yang terakhir. (hal.40-41)

Dalam buku ini, penulis menyusun bab per-bab dengan apik dan saling memiliki keterkaitan. Diawali dengan menceritakan pensyariatan pernikahan dini melalui pernikahan Rasulullah dengan Aisyah, kapan status jariyah berubah menjadi imra’ah hingga Apa saja rahasia dibalik pernikahan Rasullah dengan Aisyah. Setelah penguraian yang cukup dalam tentang problema pernikahan Rasulullah-Aisyah, penulis pun menyingkapkan tabir rahasia pernikahan dini dengan menyelami rahasia Aisyah nikah di usia muda.

Tak cukup hanya itu, penulis pun merespon tanggapan miring tentang pernikahan dini. Di antaranya klaim bahwa di usia belia, otak seorang wanita belum matang dan tak akan mampu menanggung beban pernikahan. Menurut penulis, Anggapan di atas sangat salah, karena seorang perempuan ketika sudah mulai merambah pada usia baligh, sudah dapat diterka bagaimana dia ke depan. Jika memang berkualitas dari kecil pun sudah kentara, dan demikian sebaliknya. Untuk menguatkan pendapatnya, penulis memaparkan bagaimana kemampuan akal Aisyah di usia muda sudah ikut membicarakan masalah hijrah yang dinilai cukup besar. Kepercayaan Rasulullah terhadap Aisyah dalam rapat mengenai hijrah membuktikan bahwa klaim wanita usia belum matang akalnya adalah keliru.

Kemudian, penulis dalam buku ini membeberkan bagaimana keistimewaan Aisyah di sisi Rasulullah Saw., bagaimana cinta Rasulullah Saw. terhadap Aisyah dan sebaliknya. Tak pelak lagi, uraian-uraian tentang cinta Rasulullah Saw. terhadap Aisyah semakin membuktikan bahwa pernikahan di usia dini bukanlah menjadi kendala dalam membina rumah tangga yang harmonis.

Tak hanya itu, dua bab terakhir dipostingkan dua artikel yang mendukung tentang nikah muda. Artikel “Nikah Muda...Siapa takut!” membeberkan keutamaan menikah dan anjuran-anjuran Rasulullah untuk menikah. Sedangkan satu artikel lagi menjelaskan “4 Kunci Rumah Tangga Harmonis”. Yaitu, jangan melihat ke belakang, berpikir objektif, lihat kelebihan pasangan, jangan lihat sebaliknya, dan sertakan sakralitas berumah tangga.

Buku ini cocok bukan hanya untuk remaja, tapi juga bagi siapa saja yang ingin mengetauhi kenapa Rasulullah menikahi Aisyah di usia muda dan keistimewaan Aisyah di sisi Rasulullah. Selamat membaca!

H. Rahmat Hidayat Nasution, Lc., Guru IIS DIM dan MTs Swasta Muallimin Univa