Selamat Datang

Selamat datang dan selamat menikmati hidangan otak Anda. Blog ini khusus dirancang untuk Anda yang siap melahap dan mencari gizi-gizi buku yang bermakna.

Senin, 21 Desember 2009

Jelajahi Masa Depan dengan Proposal Hidup


Judul : Tuhan, Inilah Proposal Hidupku…

Penulis : Jamil Azzaini

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama

Cetakan : II, Mei 2009

Tebal : ix + 99 halaman

Beberapa hari lalu kita memperingati Tahun Baru Islam 1431 H, tentunya tak seorangpun umat muslim yang tak menginginkan tahun yang akan dilalui tanpa meraih kesuksesan. Terlebih lagi, Rasulullah SAW pernah menuturkan pesan penting untuk para pengikutnya, “manusialah yang paling mengerti masalah keduniannya”. Artinya, kanjeng Rasul SAW yang diamini sebagai wakil Allah di bumi ternyata juga menghargai personalitas, di mana ada wilayah pribadi yang tak bisa beliau arahkan sepenuhnya. Semuanya tergantung pada individu masing-masing. Kendatipun beliau sudah memberi arah dan penjelasan memadai mengenai hidup dan kehidupan di dunia ini.

Boleh dibilang, kehidupan seseorang merupakan anugerah Allah SWT yang sifatnya pribadi, yang memiliki wilayahnya sendiri dan juga kekhasannya sendiri. Apalagi, tak ada pengalaman hidup atau kehidupan yang sama antar manusia. Meskipun manusia tampak berjamaah, berorganisasi, bersosialisasi, bekerjasama, dan sebagainya. Nasib dan kehidupannnya tetaplah ‘didesaign’ sang Maha Kuasa yang sifatnya individual.

Adalah buku yang diklaim oleh penulisnya, Jamil Azzaini, sebagai workbook (buku kerja) ini memberi sebuah skema menarik bagi pembaca bagaimana seseorang harusnya mendesaign atau merancang hidup yang kelak ia pertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Caranya, dengan membuat proposal hidup. Menurut Jamil, demikian ia akrab dipanggil oleh teman-temannya, jika menghadapi sebuah acara satu-dua hari, baik berupa pertemuan, seminar atau peringatan hari kemerdekaan saja seseorang memerlukan proposal kegiatan, mengapa seseorang yang akan menghadapi kehidupan yang panjang tak membuat proposal? Inilah yang mendasari Jamil menggagas buku ini sesuai dengan motto hidupnya “Sukses Mulia”.

Tak hanya itu, proposal hidup yang diajarkan Jamil juga menjelajahi dan menyentuh dimensi syukur, karena tujuan perencanaan hidup tak lain adalah mengisi kehidupan dengan kebaikan yang nantinya meningkatkan martabat kemanusiaan pemiliknya. Memang, pencapaian atau hasil sejatinya milik Allah SWT. Tapi, dengan merencanakan dan berusaha mewujudkan tujuan-tujuan hidup kita telah menjadi hamba yang tahu berterimakasih pada Tuhan yang telah menciptakan.

Di antara arahan workbook yang diajarkan Jamil dalam buku ini, pembaca diminta untuk mengisi kolom kegiatan yang disukai, kolom kegiatan yang dicintai dan kolom kegiatan yang menghasilkan. Tampak jelas arahan-arahan yang ditransfer Jamil mengkader pembaca untuk menjadi orang yang sukes mulia. Sukses dalam merencanakan dan mulia dengan selalu mengingat bahwa apa yang dihasilkan saat ini tak luput dari keizinan dan kehendak Tuhan.

Yakinlah dengan memiliki, mengikuti dan mempraktekkan lembaran-lembaran arahan yang diajarkan Jamil dalam buku ini Anda sudah bisa menjelajahi ke mana dan bagaimana kehidupan beberapa tahun ke depan. Sehingga buku ini, jika boleh diklaim, wajib dibaca setiap muslim yang ingin meraih kesuksesan dan kemulian, baik dunia maupun akhirat. Selamat membaca dan mempraktekkan workbook dibawah arahan Jamil Azzaini, sang motivator “Sukses Mulia”.

Rahmat Hidayat Nasution, Resentator Tabloid Indonesia Monitor dan Pengurus Divisi IT Lembaga Baca Tulis (eLBeTe) SUMUT. Blog://menikmati-resensi.blogspot.com

Sabtu, 19 Desember 2009

(Masih) Mengharapkan Keberadaan KPK


Judul : Jangan Bunuh KPK
Editor :Tri Agung Kristanto dan Irwan Suhanda
Penerbit :Kompas, Jakarta
Cetakan : I, September 2009
Tebal : ix + 1324 halaman

Gelagat mengamputasi KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), baik dari sisi keberadaan dan kewenangannya, tidak kunjung usai. Beragam upaya dilakukan agar kinerja KPK tak melebihi pekerjaan polisi, kejaksaan dan hakim. Upaya itu begitu kentara, berawal dari keberatan terhadap ide pembentukan KPK hingga kewenangannya untuk menyadap telepon.

Sebenarnya, keberadaan KPK dan Pengadilan Khusus Tipikor adalah bukti keseriusan pemerintah, DPR dan masyarakat untuk melakukan pemberantasan korupsi. Hanya saja, pada saat bersamaan, Keberadaan keduanya juga membuka “luka” sakit hati dan kecemasan pada institusi lain. Apalagi, belakangan publik pun mulai membandingkan kinerja Pengadilan Khusus Tipikor dengan Pengadilan Negeri, bahkan sampai di Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung (MA), terutama dalam menangani perkara korupsi.

Jika dimonitor, hampir tidak ada terdakwa korupsi yang diadili di Pengadilan Khusus Tipikor yang dibebaskan. Sebaliknya, pengadilan negeri sampai MA (pengadilan umum), disebut-sebut banyak membebaskan terdakwa kasus korupsi yang diadilinya. Luka inilah yang menjadi awal ancaman bagi KPK dan Pengadilan Khusus Tipikor. Tanggal 19 Desember 2009 nanti merupakan waktu yang diberikan Mahkamah Konstitusi (MK) kepada pemerintah dan DPR untuk membuat dan mengesahkan Undang-Undang tentang Pengadilan Khusus Tipikor. Jika ini tidak terjadi, nasib perkara yang diselidiki KPK menjadi tidak jelas. Memang masih ada pengadilan umum yang bisa saja menerima dan menyidangkan perkara yang dilimpahkan KPK, tetapi hingga hari ini kepercayaan masyarakat pada pengadilan umum masih rendah dan cenderung kian merosot.

KPK, memang, bisa setiap saat ditiadakan, jika penegak hukum lainnya, yaitu jaksa, polisi, dan hakim di negeri ini bisa diandalkan dalam pemberantasan korupsi. Tentunya juga kepercayaan masyarakat pada lembaga penegak hukum ini sudah kian tinggi.

Jika dilakukan flashback, di antara amanat reformasi yang digulirkan tahun 1998 adalah pemberantasan korupsi secara tuntas. Sampai saat ini, masyarakat masih tetap menggantungkan kepercayaannya pada KPK dan instrumen yang dimiliki untuk melakukan pemberantasan korupsi. Malah dalam penyelesaian masalah skandal Bank Century, publik menilai KPK-lah yang lebih pantas diberi kewenangan ketimbang pansus yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

Jika KPK ditiadakan dengan berbagai cara, masihkah kita dapat berharap ada Indonesia yang benar-benar bisa bebas dari korupsi? Akankah kita kembali ke masa kelam yang membuat bangsa ini compang camping, terkoyak-koyak karena korupsi merajalela? Kepercayaan atau kredibilitas publik terhadap KPK hingga kini yang dapat membuat negeri ini kembali percaya diri.

Buku yang memiliki 324 halaman ini merupakan kumpulan berbagai tulisan yang pernah dimuat di harian Kompas, yang mencoba menggambarkan kompleksitas pemberantasan korupsi di negeri ini dan nasib lembaga pemberantasan korupsi di masa akan datang. Tentu saja kita menginginkan Indonesia yang bersih dari korupsi, yang nanti dapat diwariskan pada generasi penerus. Karena itu, dengan membaca buku ini, kita sedang menanam rasa untuk memelihara akan pentingnya pemberantasan korupsi di negeri ini

Buku ini terbagi dalam lima bab: ragam bentuk tindakan korupsi, perlawanan terhadap KPK, Dorongan terhadap keberadaan KPK, etika dan wewenang KPK, dan terakhir kasus-kasus korupsi yang ditangani KPK. Tak hanya itu, pada akhir buku ini dilampirkan perkara-perkara korupsi serta vonis yang dijatuhkan pengadilan terhadap pelaku korupsi

Buku ini layak dikonsumsi siapa saja yang ingin mengenal KPK dan mendukung keberadaannya. Paling tidak, dengan membaca buku ini menambah khazanah perihal sepak terjang KPK dalam membuat ciut nyali para koruptor

Belajar dari Salah


Judul : Buku Salah…(Bercermin dalam Kubangan Resah)
Penulis : M. Syukri Al-Bani
Penerbit : Wal Ashri Pubhlising, Medan
Cetakan : I, Oktober 2009
Tebal : ix + 135 halaman

Jangan baca buku ini, jika Anda tak siap dengan hati yang berani mengalami perubahan. Karena buku ini akan membawa Anda pada episode hati yang telah lalu. Episode yang siap mengajarkan Anda berubah merebut kebenaran dan kebahagian pasca kesalahan. Buku ini nyaris mirip seperti buku Robert T. Kiyosaki Rich Dad, Poor Dad. Kemiripan itu muncul, tatkala, sama-sama menilai kesalahan diri sendiri dan penilaian orang lain harus membuat kita berubah dengan komplit.

Jika Robert T. Kiyosaki menilai kesalahannya dilahirkan dari ayah yang miskin sehingga membuatnya kerap dicemoohkan oleh teman-teman sekolahnya yang ayah mereka kaya. Ia pun berfikir bagaimana merubah statusnya yang miskin. Karena miskin menjadikannya salah hingga cemoohan dan ejekan yang terus tercurah. Peristiwa yang dialami pengarang buku Rich Dad, Poor Dad juga dalam mendapatkan cemoohan kesalahan juga pernah dialami hampir setiap orang, termasuk penulis “Buku Salah… (Bercermin dari Kubangan Resah). Sehingga, kesalahan-kesalahan yang disematkan penulis, pada diri pembaca, melalui buku ini lebih menyentuh pada kehidupan sehari-hari yang dialami hampir setiap orang.

Maka pantas, jika buku ini diklaim sebagai heart book. Tapi, buku ini berbeda dengan heart book I yang berjudul“Menikmati Indahnya Sakit Hati”. Buku yang pertama mengupas masalah kegagalan cinta yang tak harus membuat kegagalan cita-cita, sedangkan buku ini memerkarakan masalah kesalahan yang bisa menjadi pemicu keberhasilan. Tak hanya itu, buku ini juga tidak mengajarkan tentang trik menyemai kesuksesan. Buku ini hanya mengajak untuk belajar dari kesalahan tanpa melupakan sisi kemanusiaan yang suka berbuat salah.

Di antara contoh tulisan ringan, seperti yang diklaim penulis pada simpul pengantar buku, adalah berteman dengan musuh. Dalam tulisan ini, penulis mengajarkan untuk tetap siap menerima kritikan dan cemoohan orang yang tidak suka terhadap pribadi kita. Karena yang paling tahu tentang kesalahan seseorang adalah musuhnya. Sehingga, berteman dengan musuh berarti mendengarkan cemoohannya, lalu merubahnya menjadi motivasi sebagai langkah untuk merubah diri menjadi seperti yang tidak diduganya. Karena musuh yang baik, tulis M. Syukri Al-bani, adalah musuh yang bisa mengajarimu menjadi lebih baik. Sahabat yang buruk adalah sahabat yang membuatmu menjadi lebih buruk. Maka, Sahabat dan musuh adalah dua orang yang siap mendulang kebaikan atau mendongkrak kejahatan. (hal. 17-18)

Jika membuka ‘rekaman’ lama tentang kesalahan pribadi, tentunya akan banyak yang bisa ‘digandengkan’ menjadi kesuksesan. Karena salah, dalam penilaian penulis, adalah sesuatu yang mampu menjadi konsumsi untuk mendapatkan kebenaran sesudahnya. Tak hanya itu, cukup banyak yang kita gunakan di dunia ini, sebenarnya, berawal dari kesalahan dan akhirnya berubah jadi kebenaran dan kesuksesan, seperti apa yang dilakukan oleh Thomas Alfa Edison. Keyakinannya ihwal setiap kesalahan mengantarkan pada pengetauhan yang baru dan mampu membuatnya menemukan kebenaran, kebahagiaan dan kesuksesan.

Buku yang memuat 36 tulisan ringan, yang membahas: Itu Marahku, Gelisah ini parah!, Air Mata Kehancuran dll. akan lebih apik dalam merubah paradigma kesalahan menjadi kebenaran, kebahagiaan dan kesuseksesan jika dikombinasikan dengan buku “Boleh Donk Salah” karya Irfan Amalee terbitan DAR Mizan. Kendatipun buku ini segmen pembacanya lebih mengarah kepada remaja, tapi analisisnya tetap sama dalam merubah salah menjadi benar dan mampu menyemai kesuksesan. Kombinasi di antara kedua buku tersebut, kiranya, dapat menyadarkan kita bahwa untuk meraih kesuksesan kita, terkadang, harus melakukan salah. Sehingga, jangan begitu mudah menyalahkan takdir Tuhan. Karena Tuhan itu Maha Adil dalam menentukan apa yang layak bagi kita, yang sesuai dengan apa yang kita pikirkan dan lakukan.

Terakhir, untuk membeli buku ini dapat menghubungi Sekretaris Ekskutif Lembaga Baca Tulis (eLBeTe) SUMUT dengan nomor handphone (HP): 081397609662 atau menghubungi peresensi di via email: nikmatnyajadiguru@yahoo.co
.id

Histori Pertumbuhan Neolibralisme di Indonesia



Judul : Neolibralisme Mengguncang Indonesia
Penulis : Syafaruddin Usman dan Isnawan
Penerbit : Narasi
Cetakan : I, 2009
Tebal : ix + 144 halaman

Kala kasus Skandal Bank Century terungkap, gerakan penyeru bungkam neolibralisme di negeri ini kembali mencuat. Demo pun terjadi di mana-mana meminta pelaku yang bersentuhan dengan ajaran neolib untuk dinokatifkan dari tugasnya. Kehebohan itu terjadi sama seperti kehebohan saat SBY memilih Boediono menjadi Cawapres saat Pemilu Juli lalu. Penolakan terhadap Boediono yang dilakukan oleh beberapa kalangan ketika itu terbukti, bahwa tokoh tersebut sangat tergantung dengan kapitalis global. Kasus Bank Century menjadi bukti konktritnya, karena telah mencekik masyarakat demi kepentingan yang tak beralasan.

Tentunya, masih banyak ‘jalan-jalan’ lain yang dilakonkan gerakan neolib di negeri ini. Gerakan itu sangat mungkin akan membuat negeri ini terpuruk, dan akan menyebabkan hukum akumulasi kapital kian berkembang. Sehingga, yang bakal terjadi nantinya yang kaya bertambah kaya, sedangkan yang miskin terus terpuruk dalam kemiskinan.

Adalah buku Neolibralisme Mengguncang Indonesia karya Syarifuddin Usman dan Isnawita layak menjadi bacaan publik untuk mengenal sejarah, pergerakan dan perkembangan neolibralisme di negeri ini. Perkembangannya, ternyata, sudah berurat akar sejak zaman Hindia Belanda, karena akar masalah neolib yaitu pemiskinan kaum miskin. Malah, dapat diklaim, akar tersebut tak banyak mengalami perubahan sejak era Tanam Paksa hingga Bantuan Langsung Tunai.

Buku yang memiliki panjang dan lebar 12 X 19 cm ini dibagi dalam dua belas bab. Bab perbab memiliki keterikatan dan keterkaitan, sehingga pembaca buku ini sangat dianjurkan untuk membacanya dari bab pertama hingga bab terakhir. Karena buku ini dapat dikategorikan sebagai buku sejarah. Sehingga pembaca sangat dituntut kesabaran untuk membacanya hingga sampai pada masalah perkembangan neolib di Indonesia.

Dari buku ini, dapat dipahami bahwa demokrasi ternyata menjadi lahan empuk bagi kapitalisme dalam mengajarkan misi utamanya. Demokrasi menjadi jalan hidup yang diterapkan dan ‘‘dipaksakan’’ untuk diterapkan di berbagai negara. Disebabkan kapitalisme memerlukan ruang ekspansi, maka rezim perdagangan bebas pun dibentuk. Karena itu, Amerika Serikat selaku pewaris sistem kapitalisme global merasa wajib menegakkan praktik demokrasi di seluruh penjuru dunia.

Boleh disebut, neolib merupakan sebuah keniscayaan sejarah. Memang patut disesalkan bahwa efisiensi bisa berarti rasionalisasi, dan peningkatan efektivitas anggaran pemerintah sama dengan pengurangan subsidi. Inilah yang makin membenamkan negara yang menganut aliran neolib selalu dalam kemiskinan.

Pertumbuhan neolib di Indonesia, dapat dikatakan, klimaksnya kala krisis ekonomi tahun 1998 yang telah membuat Indonesia kian terintegrasi ke pasar global. IMF memaksakan paket reformasi ala neolib sebagai syarat pengucuran bantuan sebesar US $ 43 miliar untuk menanggulangi krisis. Penerapan sistem pasar bebas dan privatisasi BUMN adalah dua hal pokok yang ditekankan oleh kebijakan IMF. Boediono dianggap sebagai salah satu tokoh yang ada di balik proses makin tercengkeramnya negeri ini di tangan IMF dan kaum kapitalis global. Gara-gara tokoh itu juga, istilah neolib menjadi sangat popular dan begitu gadang di negeri ini.

Kini sangat diharapkan, setelah terungkapnya kasus Bank Century, pemerintah dan bangsa ini terus mewaspadai gerakan yang membimbing untuk mengikuti ajaran kapitalis global. Tak hanya itu, sangat diharapkan juga pemerintah dan bangsa ini harus kembali pada sumber daya alam dan ekonomi mikro. Yaitu dengan memanfaatkan, misalnya, gas dan minyak bumi, untuk kepentingan industri plastik, tekstil dan lain-lain. Juga, sudah saatnya meningkatkan industri manufaktur melalui industri dasar. Jangan lagi mengantungkan kebutuhan dasar pada negara luar.

Saya merekomendasikan Anda untuk membaca buku ini, agar kita sama-sama mencari celah supaya ekses negatif praktik neolib yang terjadi di negeri selalu bisa direduksi. Paling tidak, kita bisa mengenal seperti apa sepak terjang ajaran Neolib yang digagas Amerika pasca kemenangan kapitalisme atas komunisme.

Rahmat Hidayat Nasution, Anggota Lembaga Baca Tulis (eLBeTe) SUMUT

Rabu, 18 November 2009

Mengenang Kebijakan JK


Mengenang Kebijakan JK

Judul :Solusi JK: Logis, Spontan, Tegas dan Jenaka
Penulis : Hamid Awaludin
Penerbit : Grasindo, Jakarta
Cetakan : I, 2009
Tebal : xiii + 197 halaman

Apa yang dituliskan Hamid Awaludin dalam buku ini tentang Jusuf Kalla (JK), kembali menampilkan sosok JK: sebagai manusia biasa, sebagai penjaga harkat dan martabat bangsa, dan sebagai tokoh istimewa. Dan, sosok itu kian jelas, kian kukuh, dan kian menggugah. Ia bukan hanya perhatian, jujur, dan berani, tetapi juga jernih dalam berpikir. Sehingga, dalam berpikir, JK seolah-olah memiliki pijakan yang tegar ke bumi, karena alur pikirnya kerap diselang-selingi ruang spontanitas, logis, tegas, dan terkadang diselipkan humor yang hangat. Yang sahabat media merepresentasikan dirinya sebagai darling of media, kekasihnya media.

Boleh dibilang, buku “Solusi JK: Logis, Spontan, Tegas dan Jenaka” ini menjadi representasi jawaban atas tindakan dan kebijakan JK saat terlibat dalam kancah pemerintahan. Terutama, dalam posisinya sebagai wakil presiden. Penulis yang begitu dekat dengan JK tak luput mencatat kebijakan-kebijakan JK yang terkenal dengan cepat bertindak serta memaparkan alasan-alasan JK kenapa mengambil tindakan-tindakan yang membuat publik kontroversi menilainya.

Di antara kebijakan JK yang paling banyak menuai kritik adalah, sokongannya yang begitu kuat terhadap kebijakan ujian nasional (UN). Tak sedikit publik yang menilai bahwa latar belakang Mendiknas yang lama akuntan dan JK yang pedagang, perihal nasib anak-anak sekolah pun dihitung secara kalkulatif dan kuantitatif. JK dinilai, tak menimbang betapa gelapnya situasi pendidikan negeri ini di tingkat sekolah, segelap ruang-ruang guru yang selalu dikejar-kejar target kelulusan.

Seyogyanya, klaim tersebut harus terlebih dahulu dipandang akar dasarnya, kenapa kebijakan ujian nasional (UN) dipilih. Dalam buku ini, Hamid mengupload latar belakang kebijakan UN. Pasal JK mengusung adanya UN, karena ia mengamati bahwa kian hari, mutu pendidikan di negeri ini kian rendah. Ironinya, jumlah guru semakin banyak dan kualitas latar belakang pendidikan guru rata-rata sudah sarjana. Prasarana pendidikan pun, kian hari kian baik. Usai selidik sana geledah sini, JK berkesimpulan. Mutu pendidikan rendah dikarenakan oleh mudahnya murid untuk lulus dari kelas rendah ke kelas tinggi. Bahkan, JK mendapati ponakan maupun cucu-cucunya tidak pernah kelihatan mempersiapkan diri menjelang ujian. Saat ditanya kepada mereka, jawabannya, “kan pasti lulus”.

Inilah biangnya, menurut JK. Karena kepala sekolah ditarget oleh atasan, guru ditarget oleh kepala sekolah untuk meluluskan semua murid mereka. Bila ada kelas atau sekolah tidak meluluskan murid, maka kelas dan sekolah tersebut dianggap tidak memenuhi target. Artinya, sekolah tidak lagi mendidikan anak-anak untuk kerja keras dan belajar serius, tetapi hanya menampung anak-anak untuk diformalkan dengan status tertentu. Makanya, saat JK menjabat Menko Kesra yang membidangi pendidikan, ia pun berkampanye ke mana-mana: “Perketat kelulusan”. (hal. 96-97)

Masih banyak kisah-kisah lain tentang JK yang termuat di buku ini, yang esensinya membuat kita bangga, bahwa di suatu masa di negeri ini pernah ada seseorang yang teguh pendirian, tak mengenal titik henti, logis dalam berpikir, cepat dalam tindakan, tak suka basa basi, sederhana, dan kaya dalam cara untuk mencapai tujuan. Sungguh layak jika JK dinobatkan sebagai guru bangsa, karena pada dirinya terdapat sifat dan sikap seorang guru (bangsa) yang mampu memberikan inspirasi bagi tumbuhnya kesadaran untuk bertindak, berpikir dan berasa. Seperti apa yang pernah dibilangkan William Arthur Ward, “The mediocre teacher tells. The good teacher explains. The superior teacher explains. The great teacher inspires.”

Rahmat Hidayat Nasution, Tenaga Edukatif di MTs Muallimin UNIVA Medan dan Anggota Lembaga Baca Tulis (ElBeTe) SUMUT.

Kamis, 12 November 2009

Politik Suci Mekkah


Politik Suci Mekkah

Judul : Mekkah: Kota Suci, Kekuasaan dan Teladan Ibrahim
Penulis : Zuhairi Misrawi
Penerbit : Kompas, Jakarta
Cetakan : I, Agustus 2009
Tebal : ix + 369 halaman

Bagi umat Islam, Mekkah menjadi kota yang sangat mengagumkan. Tak seorang muslim pun yang tak menginginkan serta tak merindukan untuk mengunjunginya. Malah, Allah SWT. telah mentitahkan bahwa Mekkah akan menjadi tempat suci yang akan dikunjungi dengan gelombang massa yang tak akan pernah surut sedikit pun. Karena di dalam kota suci itu, terdapat Ka’bah yang merupakan kiblat umat Islam dan bangunan yang dicatat oleh agama-agama samawi.

Eksistensi Mekkah, sejatinya, menginspirasikan pentingnya monoteisme. Keesaan Allah jelas diajarkan kala mengitari ka’bah. Sehingga, semangat mengunjungi Mekkah berwujud ketundukan dan penyerahan diri secara total kepada Allah. Sayangnya, semangat itu, terkadang, tidak dibungkus oleh pengetauhan tentang histori Mekkah yang, sejatinya, tak lepas dari nuansa politis, yang layak jadi pandangan dan, mungkin, panutan.

Meskipun Zuhairi Musrawi, penulis buku ini mengklaim bahwa kehadiran buku ini dilatarbelakangi upaya untuk membedah Mekkah di dua sisi sekaligus: teologis dan sosiologis. Saya malah menambahkannya satu lagi, ada sisi politis. Karena Mekkah memberikan persepektif dan hikmah yang lebih banyak untuk terwujudnya keadilan dan keberadaban. Bukankah keduanya bagian dari nilai politik? Malah, saat Rasulullah SAW. mampu menduduki Mekkah, sejarah mencatat bahwa kepemimpinannya dapat menjaga keamanan dan kenyamanan seluruh rakyat Mekkah, tanpa memandang suku, etnis, ras dan agama.

Selain itu, eksistensi Mekkah juga menjadi jawaban atas klaim kalangan sosiolog yang kerap bernada, bahwa yang namanya “suci” itu selalu identik dengan kekerasan. Faktanya, kota suci Mekkah membungkam asumsi para sosiolog. Tak hanya itu, kepiawaian Rasulullah memimpin Mekkah dalam mengaktualisasikan nilai Islam yang adil dan damai tak dapat ditandangi oleh pemimpin-pemimpin dunia lainnya. Inilah, barangkali, yang membuat Mekkah memiliki pesona suci yang luar biasa.

Sosok Nabi Muhammad merupakan sosok teladan, yang sejak awal ingin menjadikan Mekkah sebagai tempat deklarasi nilai-nilai kemanusiaan. Mekkah telah menjadi saksi sejarah itu. Di mana Rasulullah kerap memberikan nasihat kepada pengikutnya agar setiap orang menghormati orang lain, bukan karena agama, bahasa dan bangsa, tetapi lebih didasari pada dorongan nurani dan eksistensinya yang juga berasal dari ciptan Allah. Nyawa, kehormatan, fisik dan harta adalah hal yang harus dihargai, karena hal tersebut merupakan sesuatu yang menjadi common ground di antara sesema manusia.

Sehingga dalam kata pengantar buku ini, Komaruddin Hidayat memaparkan keistimewaan buku ini dapat dilihat dari tiga hal: Pertama, pengalaman dan nuansa kearifan lokal penulis sendiri, yang berasal dari santri hingga menjadi mahasiswa di Universitas Al-Azhar Kairo. Sehingga perbandingan nuansa Mesir dan Mekkah juga banyak diungkapkan penulis. Klimaksnya, Mekkah menjadi salah satu pusaran yang sangat mempengaruhi keislaman Zuhairi, menurut Komaruddin, dalam pencarian jatidirinya sebagai seorang Muslim.

Kedua, sejarah Mekkah dengan dengan segala pergulatan politiknya. Perebutan kekuasaan dan dinamika sosial yang terjadi di dalam Mekkah memberikan pelajaran berharga, bahwa kekuasaan yang zhalim dan oportunistik bertentangan dengan jalan Islam. Malah, kekuasan zalim divisualisasikan tidak akan berlangsung lama dan akan terus menerus mendapatkan pertentangan yang kuat, dan akhirnya jatuh.

Ketiga, teladan Ibrahim. Mekkah menjadi sarana untuk mengingat segala perjuangan dan pengorbanannya. Kesadaran akan histori Mekkah mampu mengajarkan pentingnya ibadah, pengorbanan dan kedamaian. Idoelogi yang diusung Ibrahim as. dengan serius mengharapkan dunia ini selalu bernaung pada kedamaian, bukan kekerasan, serta bernaung pada perdamaian bukan kebencian dan pertikaian.

Jika ingin mengenal bagaimana histori dan suasana Mekkah, sebelum dan sesudah datangnya Islam. Buku ini layak menjadi rujukan. Meskipun segala informasi yang ditorehkan penulis tidak serta merta, barangkali, sealur dengan informasi yang selama ini diamini. Paling tidak, kesediaan penulis menuangkan ilmunya dalam bentuk lembaran nyata sungguh layak dihargai.

Rahmat Hidayat Nasution, Anggota Lembaga Baca Tulis (ElBeTe) SUMUT

Minggu, 08 November 2009

Meraih Sukses Dengan Menguatkan Keberanian


Meraih Sukses Dengan Menguatkan Keberanian
Judul buku : Menginstall Nyali
Penulis : Bambang Trim
Penerbit : MQS Pubhlising
Tahun terbit : Cetakan II, 2006
Tebal buku : XXiV + 116 halaman

Fantastis, begitu kesan saya sehabis membaca tulisan-tulisan populer Bambang Triamsyah di dalam bukunya “Menginstal Nyali”. Klaim fantastis itu didasari oleh dua hal. Jika dipahami secara kamus kata “fantastis” mengandung makna sesuatu yang mengagumkan. Selain itu, Kata fantastis juga bisa dipahami sebagai istilah yang dipakai Tzvetan dalam The Fantastic: a structural approach to a literary genry (1975). Sesuatu yang sulit dilakukan orang, melibatkan keyakinan yang kokoh, tapi mampu membuktikan hal yang ada di luar dugaan, sehingga berubah menjadi wujud yang menarik dari seseorang. Itulah kesan yang dapat saya petik saat menjalani lembar demi lembar buku ini.

Bayangkan, peperangan yang dialami semua manusia menjadi kupasan dalam buku ini: berani-takut. Keduanya terkait kuat dengan nyali. Dan keduanya kerap menjadi perseteruan dalam diri siapa pun, karena adanya daya tarik-menarik. Bahkan, lebih dahsyat lagi keduanya menyinggung potensi positif dan potensi negatif. Berani-takut, keduanya juga menjadi pemicu untuk menemukan jati diri. Karena tidak sedikit kita temukan gara-gara menanam benih takut membawa keberdayaan diri menjadi pengecut, pecundang, pemalu, atau perusak. Namun tak sedikit juga takut bisa melahirkan benih yang spektakuler, karena takut juga bisa berbuah positif. Misalnya, takut miskin jadi semangat bekerja. Takut bisnis bangkrut jadi ingin profesional. Takut mendapatkan jodoh yang bukan idaman, menjadi semangat memilih calon yang baik.

Buku yang memiliki format panjang-lebar 15 X 23 cm, dengan ketebalan 116 halaman dibagi penulis menjadi tujuh bab, yang semuanya bersumber dari kepribadian Rasulullah. Bambang Trim mencoba menyalami keberanian-ketakutan Rasulullah Saw., dan menjadikannya teladan utama dalam pembahasan buku ini. Bab pertama, berani kebaikan, takut keburukan. Secara singkat, dalam bab ini penulis menjelaskan bahwa keberanian menjalankan perintah Allah Swt. merupakan potensi mendapatkan kebaikan. Tidak takut melakukan hal yang dimurka Allah Swt. akan melahirkan petonesi mendapatkan keburukan. Berani-takut hanya karena Allah Swt.
Bab kedua, berani keburukan, takut kebaikan. Bab kedua ini samas sekali tidak bertentangan dengan bab sebelumnya. Karena gagasan yang dibangun penulis dalam bab ini berkaitan dengan hubungan manusia dengan sesamanya. Misalnya, berani karena dipuji. Cukup banyak orang melakukan sesuatu hanya karena ingin dipuji. Padahal, dalam Islam, yang berhak mendapatkan pujian adalah Allah. Sehingga berani melakukan sesuatu hanya ingin dipuji adalah keburukan. Dan takut mendapatkan kemurkaan Allah karena melakukan sesuatu bukan ikhlas karena-Nya adalah kebaikan.
Bab ketiga, berani memotivasi. Dalam bab ini, Bambang Trim menjelaskan beraneka sikap yang mampu membuat kita menjadi berani. Sikap-sikap itu cukup kuat memotivasi kita untuk bangkit menjalani hidup lebih baik. Misalnya, berani menyenangkan orang lain. Terkadang kita ragu-ragu untuk menyenangkan orang lain karena takut berkurangnya kebahagian atau kesenangan kita sendiri. Kenyataaannya tidak benar. Malah, Allah akan membalasnya dengan memberikan kebahagian lebih. Banyak menyenangkan dan membahagiakan orang lain akan memotivasi kita untuk menebar manfaat sebanyak-banyaknya. Selain itu, ukuran kesenangan dan kebahagian orang lain akan menjadi ilmu bagaimana kita dapat meningkatkan nilai diri kita.

Bab Keempat, berani berubah. Setelah termotivasi, secepat mungkin kita untuk melakukan perubahan. Bab ini jelas masih berkaitan dengan bab sebelumya. Sehingga isi tulisan-tulisan penulis cukup terasa ketertaikatannya. Misalnya, di bab sebelumnya penulis menjelaskan berani bercita-cita, dalam bab ini penulis juga mengkaitkan masalah berani mengubah cita-cita. Jika di bab sebelumnya, penulis menyarankan kita untuk berani bercita-cita agar mendapatkan motivasi yang kuat. Di sini penulis merangsang kita bahwa berani mengubah cita-cita jika memang tidak mampu meraih apa yang direncanakan. Karena hidup di dunia ini tidak selalu linear, bahkan lebih sering zig-zag. Tentunya dalam mengubah cita-cita ada prosesnya. Menurut penulis ada empat proses yang harus dilakukan: harus mengukur potensi dan kompetensi diri, harus mempertimbangkan minat, harus mengukur seberapa besar kemanfaatan cita-cita yang dijalani untuk orang banyak, harus meyakini ridha Allah terhadap cita-cita yang dipilih

Bab Kelima, berani beresiko. Setiap adanya tindakan tak luput resikonya. Dengan berani mengambil keputusan sudah tentu ada resikonya. Sehingga penulis pun menginstall nyali kita dengan setelah melakukan perubahan harus siap menerima resiko. Di antara resiko yang dialami adalah berani gagal. Di sinilah penulis menyelipkan bahwa kegagalan bukanlah akhir segalanya. Karena Rasulullah sendiri pernah beberapa kali mengalami kegagalan dalam menyebarkan syiar Islam. Tapi, kenyataannya Islam tetap ‘berkibar’ hingga saat ini. Di sini juga penulis menyisipkan bahwa orang-orang yang berani gagal sebenarnya tidak menjadikan dirinya target gagal. Hal itu lebih dikarenakan keyakinan pada setiap kesulitan selalu ada kemudahan. Jika kegagalan bagian dari skenario Allah, pastilah akan datang pertolongan dari Allah Swt dan juga hikmah yang besar untuk hidup kita.
Bab keenam, Berani karena Allah. Setelah menjalani lima keberanian sebelumnya. Penulis tetap mengingatkan pembaca kembali bahwa keberanian yang paling utama adalah karena Allah. Misalnya berani bersabar. Penulis meyakinkan bahwa berani bersabar adalah salah satu kunci sukses Muslim. Tanpa sabar tidak akan mungkin diperoleh keberhasilan yang hakiki. Hal ini, kata penulis, karena sukses juga ditentukan oleh suasana hati.
Bab ketujuh, doa-doa penguat keberanian. Dalam bab terakhir ini, penulis memberikan bonus kumpulan doa-doa agar kesuksesan dapat diraih. Karena usaha tanpa doa akan membuat hasilnya kurang berkah. Karena penentu kesuksesan adalah Allah Swt.
Boleh dikatakan, gagasan yang dituangkan penulis di buku ini barangkali akan lebih tajam dan komperenhesif jika dikombinasikan dengan buku “Gue Juga BIsa Kreatif” dan buku “Menyemai Impian, Meraih Sukses Mulia”. Walaupun Buku Gue Juga Bisa Kreatif yang ditulis Sakti Wibowo sasaran pembacanya remaja, gagasan tentang menginstall nyali juga menjadi pembahasan. Sedangkan buku “Menyemai Impian, Meraih Sukses Mulia yang dikarang Jamil Azzaini lebih mengasah kita bagaimana perjalanan seorang pencari kesuksesan yang tak lepas berkali-kali harus menginstall nyalinya untuk dapat menyemai impian dan akhirnya mendapatkan kesuksesan. Dengan mengkombinasikan tiga bacaan tersebut akan membuat kita makin mantap dalam meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Selamat membaca!

Rahmat Hidayat Nasution, Anggota Lembaga Baca Tulis (ElBeTe) SUMUT

Minggu, 01 November 2009

Mengenal Karakter Cewek Idaman Lelaki

Mengenal Karakter Cewek Idaman Lelaki
Judul : Rahasia Cewek
Penulis : Indari Mastuti
Penerbit : Jakarta, Hi- Fest Pubhlising,
Tahun Terbit : Cetakan 5, 2008
Tebal : 124 Halaman

Jika di awal tahun 90-an buku fiksi Hilman Hariwijaya yang berjudul “Lupus” laku keras di pasaran karena mengangkat tema tentang remaja. Indari Mastuti, saat ini, juga sedang mengikuti jejak kesukesan Hilman. Buku Indari yang berjudul “Rahasia Cewek” ini sedang naik daun atau best seller. Topik yang dikupas juga sama, tentang remaja. Jika boleh disamakan, Hilman dan Indari sama-sama mengambil sasaran pembaca yang sangat membutuhkan informasi. Informasi yang disampaikan mampu membuat remaja sadar dan mengerti bagaimana gaya hidup remaja semestinya.

Dengan gaya bahasa dan pilihan kata yang cukup familiar di kalangan remaja, buku Indari ini memberikan kejelasan tentang pribadi wanita agar disukai lawan jenisnya, yaitu lak-laki. Dengan “lead” bab yang menguraikan tentang perbedaan cowok dengan cewek, dilanjutkan dengan sifat dan karakter cewek, cara menghadapi cewek hingga trik menjadi cewek idola laki-laki dikupas Indari dengan jelas di dalam buku ini.

Jika dilihat sekilas, buku Indari ini seakan-akan hanya akan mengupas bagaimana menjadi wanita incaran para lelaki. Kenyataannya, buku ini juga mampu menuntun pembaca, khususnya wanita, akan menjadi lebih dekat dengan agamanya. Buku ini tidak hanya mengajarkan bagaimana agar lelaki tertarik dari sisi fisik saja. Tapi, dapat dikatakan, buku ini sangat aktif untuk mengarahkan wanita “cantik” dari sisi rohani atau jiwa.

Sikap cewek yang rentan terkena stress diterapi oleh Indari dengan menggunakan konsep agama yang sudah biasa terdengar. Yaitu hadapi dengan senyuman dan tawakkal kepada Allah. Dengan senyum dan penyerahan diri terhadap masalah yang dihadapi, menurut Indari, emosi yang sedang “meledak” akan segera terjinakkan. Karena ketika senyum, otot-otot diwajah terkontraksi. Ketegangan-ketegangan pun mengendur. Selain itu, dengan tersenyum aliran ke pembuluh darah terdekat jadi lancar. Akibatnya, darah menjadi dingin dan emosi menjadi tenang. (hal. 39)

Setelah diberikan terapi rohani terhadap permasalahan cewek, Indari juga memaparkan bagaimana karakteristik cewek yang sedang tertarik dengan cowok, bagaimana tipe cewek yang ingin diputusin dan cara memutuskan cowok tanpa ada permusuhan dan putusnya persahabatan. Intinya, Indari terkesan ingin tetap mengajarkan bagaimana tali silaturrahmi tetap terjalan, sekalipun statusnya sudah berbeda.

Semakin mendakati akhir bab di dalam buku ini, Indari makin membuat pembacanya penasaran. Karena Ia menjelaskan juga persahabatan ala cewek, kebiasaan apa saja yang dapat dikerjakan cewek dengan cowok. Dan terakhir, Indari juga ‘membocorkan’ tipe cewek cantik dan cewek cerdas.

Sejatinya, tulis Indri, cewek cantik bukan terletak pada pakaian yang dikenakannya, bukan pada bentuk tubuhnya, atau cara dia menyisir rambutnya. Kecantikan wanita terletak pada matanya, bagaimana memandang dunia. Karena di matanya terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia. Selain itu, cewek cantik juga terletak pada jiwanya yang mampu menumbuhkan rasa cinta, kasih sayang dan perhatian, baik terhadap sesama jenis maupun lawan jenis. (hal. 98)

Adapun cewek cerdas yang ingin diuraikan Indri adalah cewek cerdas secara syariat. Kecerdasaan yang dimilikinya mampu membuatnya makin bertambah keimanannya kepada Allah Swt. Di mana pun ia berada dan apa pun yang dimilikinya, ia meyakini bahwa semuanya milik Allah yang dititipkan kepadanya dan hanya boleh digunakan untuk menghantarkan dirinya menjadi hamba Allah yang bertakwa. (hal. 105)

Buku ini cocok untuk cewek sebagai pedoman untuk menjadi cewek idola bagi semua orang. Sedangkan bagi kaum cowok dengan buku ini dapat mengetauhi semua rahasia tentang tentang cewek dari tanda cewek sedang jatuh cinta hingga tanda-tanda cewek ingin diputusin. Dengan buku ini, pertanyaan yang selama pernah terdetak di hati cewek maupun cowok akan dapat terjawab, sekalipun tidak sedetail mungkin.

Jalan Mulus Menjadi Penulis Kaya

Jalan Mulus Menjadi Penulis Kaya
Judul : Siapa Bilang Menjadi Penulis Itu Susah dan Nggak Bisa Kaya
Penulis : Ariyanto M.B
Penerbit : Briliant, Surabaya
Cetakan : I, Mei 2008
Tebal : xvi + 160 halaman

Setelah suksesnya Habiburrrahman El shirazy dan Andrea Hirata menjadi penulis tenar dan kaya, profesi penulis pun mulai ramai dibincangkan publik. Barangkali, karena kerjanya tampak mengasyikkan. Hanya dengan menuliskan ‘uneg-uneg’ lalu dipublikasikan melalui buku maupun surat kabar sudah bisa menghasilkan uang. Pantas, profesi menulis diklaim pekerjaan yang santai, tapi berpenghasilan lumayan dan besar.

Namun, perlu digaris bawahi. Untuk menjadi penulis kaya sangat dibutuhkan kerja keras dan analisis tajam. Karena substansi menulis sudah berubah status, tidak lagi berorientasi sekedar menulis atau pekerjaan sampingan. Penulis kaya ‘diwajibkan’ kerja keras dan terus mencari langkah-langkah instan yang bisa mendukungnya. Tapi, langkah-langkah tersebut tidak bermotif kecurangan. Tentunya, yang mampu menunjang keproduktifan menulis sehingga pendapatan yang dicapai terus meningkat.

Buku “Siapa Bilang Menjadi Penulis Itu Susah dan Nggak Bisa Kaya” ini mencoba mengajarkan “jalan-jalan” mulus menjadi penulis kaya. Sehingga cita-cita yang diimpikan dari profesi penulis, bisa membuktikan bahwa hidup dari mengumpulkan kata-kata mampu memperoleh kemakmuran, tanpa sibuk bekerja di bawah tekanan orang lain atau pihak tertentu.

Buku ini akan membantu siapa saja yang ingin menjadi penulis, dari yang belum pernah mencoba hingga yang sudah mencoba tapi masih merasa belum berhasil, karena tidak satu pun karyanya dimuat di surat kabar atau diterima penerbit. Ariyanto M.B membagi buku ini menjadi enam bagian: menulis itu mudah, belajar Menulis dari “Nol”, menembus media cetak, menulis buku populer, rahasia menembus penerbit, penulis juga bisa kaya, dan menjadi penulis yang bermartabat-bermanfaat-bermasyarakat.

Yang paling menarik dari buku ini, Ariyanto M.B membocorkan rahasia pribadinya untuk menjadi penulis kaya. Layak, jika buku ini bagaikan buku seri penuntun menjadi penulis kaya. Karena Ariyanto mengajarkan bagaimana menulis buku dalam rata-rata setiap bulan 2 judul buku, yang masing-masing judul ditulis dalam dua minggu. Menurut penulis, ada dua jalan yang mesti dilalui agar menjadi penulis kaya. Pertama, Siapkan mental, seperti memiliki niat dan tekad yang kuat. Karena kesiapan mental sangat penting, terutama dalam menjaga konsistensi dalam menyiapkan waktu untuk menulis, pemilihan metode penulisan dan tempat yang asyik untuk menyalurkan ide.

Kedua, harus berfikir dan berjiwa entrepreneur. Artinya, penulis yang berjiwa entrepreneur akan selalu memiliki keberanian dalam menghasikan karya sehingga mampu mengadakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada, mampu mengoptimalkan berbagai sumber daya yang ada untuk kepentingannya, dan mampu menciptakan “mesin-mesin uang” untuk menambah penghasilannya. Sehingga penulis yang berjiwa entrepreneur akan memiliki ciri khas: selalu berproduksi dalam menghasilkan naskah, tidak bekerja sendirian dan selalu menciptakan peluang. (hal.79-80)

Walhasil, untuk menjadi penulis kaya juga harus banyak bergaul dengan masyarakat, meskipun inti pekerjaannya hanya menulis. Karena penulis yang kaya harus mampu membantu orang lain, dengan membuka peluang kerja dan peluang usaha. Misalnya, dengan mempekerjakan beberapa orang sebagai interviewer, asisten penulis, editor atau membuka bisnis toko buku sebagai salah satu sarana untuk mempublikasikan karya-karyanya dll. Sehingga hal ini yang bisa mengangkat harkat dan martabat penulis dengan memiliki penghasilan yang layak untuk menghidupi keluarganya dan bisa membantu orang lain.

Buku ini cocok untuk siapa saja yang ingin menjadi penulis dalam usaha menumbuhkan dan meningkatkan karyanya agar bisa menjadi penulis kaya. Sebab dalam buku ini, selain ‘jalan-jalan mulus’ menjadi penulis kaya, diuraikan juga cara mengirimkan tulisan ke penerbit hingga surat perjanjian antara penulis dan penerbit.

Rahmat Hidayat Nasution, Anggota Lembaga Baca Tulis (ElBeTe) SUMUT

Selasa, 10 Februari 2009

Meraih Sukses dengan Menguatkan Keberanian

Meraih Sukses dengan Menguatkan Keberanian
Judul buku : Menginstall Nyali
Penulis : Bambang Trim
Penerbit : MQS Pubhlising
Tahun terbit : Cetakan II, 2006
Tebal buku : XXiV + 116 halaman

Fantastis, begitu kesan saya sehabis membaca tulisan-tulisan populer Bambang Trimsyah di dalam bukunya “Menginstal Nyali”. Klaim fantastis itu didasari oleh dua hal. Jika dipahami secara kamus kata “fantastis” mengandung makna sesuatu yang mengagumkan. Selain itu, Kata fantastis juga bisa dipahami sebagai istilah yang dipakai Tzvetan dalam The Fantastic: a structural approach to a literary genry (1975). Sesuatu yang sulit dilakukan orang, melibatkan keyakinan yang kokoh, tapi mampu membuktikan hal yang ada di luar dugaan, sehingga berubah menjadi wujud yang menarik dari seseorang. Itulah kesan yang dapat saya petik saat menjalani lembar demi lembar buku ini.

Bayangkan, peperangan yang dialami semua manusia menjadi kupasan dalam buku ini: berani-takut. Keduanya terkait kuat dengan nyali. Dan keduanya kerap menjadi perseteruan dalam diri siapa pun, karena adanya daya tarik-menarik. Bahkan, lebih dahsyat lagi keduanya menyinggung potensi positif dan potensi negatif. Berani-takut, keduanya juga menjadi pemicu untuk menemukan jati diri. Karena tidak sedikit kita temukan gara-gara menanam benih takut membawa keberdayaan diri menjadi pengecut, pecundang, pemalu, atau perusak. Namun tak sedikit juga takut bisa melahirkan benih yang spektakuler, karena takut juga bisa berbuah positif. Misalnya, takut miskin jadi semangat bekerja. Takut bisnis bangkrut jadi ingin profesional. Takut mendapatkan jodoh yang bukan idaman, menjadi semangat memilih calon yang baik.

Buku yang memiliki format panjang-lebar 15 X 23 cm, dengan ketebalan 116 halaman dibagi penulis menjadi tujuh bab, yang semuanya bersumber dari kepribadian Rasulullah. Bambang Trim mencoba menyalami keberanian-ketakutan Rasulullah Saw., dan menjadikannya teladan utama dalam pembahasan buku ini. Bab pertama, berani kebaikan, takut keburukan. Secara singkat, dalam bab ini penulis menjelaskan bahwa keberanian menjalankan perintah Allah Swt. merupakan potensi mendapatkan kebaikan. Tidak takut melakukan hal yang dimurka Allah Swt. akan melahirkan petonesi mendapatkan keburukan. Berani-takut hanya karena Allah Swt.

Bab kedua, berani keburukan, takut kebaikan. Bab kedua ini samas sekali tidak bertentangan dengan bab sebelumnya. Karena gagasan yang dibangun penulis dalam bab ini berkaitan dengan hubungan manusia dengan sesamanya. Misalnya, berani karena dipuji. Cukup banyak orang melakukan sesuatu hanya karena ingin dipuji. Padahal, dalam Islam, yang berhak mendapatkan pujian adalah Allah. Sehingga berani melakukan sesuatu hanya ingin dipuji adalah keburukan. Dan takut mendapatkan kemurkaan Allah karena melakukan sesuatu bukan ikhlas karena-Nya adalah kebaikan.

Bab ketiga, berani memotivasi. Dalam bab ini, Bambang Trim menjelaskan beraneka sikap yang mampu membuat kita menjadi berani. Sikap-sikap itu cukup kuat memotivasi kita untuk bangkit menjalani hidup lebih baik. Misalnya, berani menyenangkan orang lain. Terkadang kita ragu-ragu untuk menyenangkan orang lain karena takut berkurangnya kebahagian atau kesenangan kita sendiri. Kenyataaannya tidak benar. Malah, Allah akan membalasnya dengan memberikan kebahagian lebih. Banyak menyenangkan dan membahagiakan orang lain akan memotivasi kita untuk menebar manfaat sebanyak-banyaknya. Selain itu, ukuran kesenangan dan kebahagian orang lain akan menjadi ilmu bagaimana kita dapat meningkatkan nilai diri kita.

Bab Keempat, berani berubah. Setelah termotivasi, secepat mungkin kita untuk melakukan perubahan. Bab ini jelas masih berkaitan dengan bab sebelumya. Sehingga isi tulisan-tulisan penulis cukup terasa ketertaikatannya. Misalnya, di bab sebelumnya penulis menjelaskan berani bercita-cita, dalam bab ini penulis juga mengkaitkan masalah berani mengubah cita-cita. Jika di bab sebelumnya, penulis menyarankan kita untuk berani bercita-cita agar mendapatkan motivasi yang kuat. Di sini penulis merangsang kita bahwa berani mengubah cita-cita jika memang tidak mampu meraih apa yang direncanakan. Karena hidup di dunia ini tidak selalu linear, bahkan lebih sering zig-zag. Tentunya dalam mengubah cita-cita ada prosesnya. Menurut penulis ada empat proses yang harus dilakukan: harus mengukur potensi dan kompetensi diri, harus mempertimbangkan minat, harus mengukur seberapa besar kemanfaatan cita-cita yang dijalani untuk orang banyak, harus meyakini ridha Allah terhadap cita-cita yang dipilih

Bab Kelima, berani beresiko. Setiap adanya tindakan tak luput resikonya. Dengan berani mengambil keputusan sudah tentu ada resikonya. Sehingga penulis pun menginstall nyali kita dengan setelah melakukan perubahan harus siap menerima resiko. Di antara resiko yang dialami adalah berani gagal. Di sinilah penulis menyelipkan bahwa kegagalan bukanlah akhir segalanya. Karena Rasulullah sendiri pernah beberapa kali mengalami kegagalan dalam menyebarkan syiar Islam. Tapi, kenyataannya Islam tetap ‘berkibar’ hingga saat ini. Di sini juga penulis menyisipkan bahwa orang-orang yang berani gagal sebenarnya tidak menjadikan dirinya target gagal. Hal itu lebih dikarenakan keyakinan pada setiap kesulitan selalu ada kemudahan. Jika kegagalan bagian dari skenario Allah, pastilah akan datang pertolongan dari Allah Swt dan juga hikmah yang besar untuk hidup kita.

Bab keenam, Berani karena Allah. Setelah menjalani lima keberanian sebelumnya. Penulis tetap mengingatkan pembaca kembali bahwa keberanian yang paling utama adalah karena Allah. Misalnya berani bersabar. Penulis meyakinkan bahwa berani bersabar adalah salah satu kunci sukses Muslim. Tanpa sabar tidak akan mungkin diperoleh keberhasilan yang hakiki. Hal ini, kata penulis, karena sukses juga ditentukan oleh suasana hati.

Bab ketujuh, doa-doa penguat keberanian. Dalam bab terakhir ini, penulis memberikan bonus kumpulan doa-doa agar kesuksesan dapat diraih. Karena usaha tanpa doa akan membuat hasilnya kurang berkah. Karena penentu kesuksesan adalah Allah Swt.

Boleh dikatakan, gagasan yang dituangkan penulis di buku ini barangkali akan lebih tajam dan komperenhesif jika dikombinasikan dengan buku “Gue Juga BIsa Kreatif” dan buku “Menyemai Impian, Meraih Sukses Mulia”. Walaupun Buku Gue Juga Bisa Kreatif yang ditulis Sakti Wibowo sasaran pembacanya remaja, gagasan tentang menginstall nyali juga menjadi pembahasan. Sedangkan buku “Menyemai Impian, Meraih Sukses Mulia yang dikarang Jamil Azzaini lebih mengasah kita bagaimana perjalanan seorang pencari kesuksesan yang tak lepas berkali-kali harus menginstall nyalinya untuk dapat menyemai impian dan akhirnya mendapatkan kesuksesan. Dengan mengkombinasikan tiga bacaan tersebut akan membuat kita makin mantap dalam meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Selamat membaca!
Rahmat Hidayat Nasution, siswa kelas intensif 03

Kamis, 01 Januari 2009

Panduan Menulis Huruf Arab di Microsoft word

Panduan Menulis Huruf Arab di Microsoft word

Judul buku : Menulis Huruf Arab Dengan Microsoft Word
Penulis : M. Waluyo Hadi
Penerbit : PT Alex Media Kompitindo, Jakarta
Tahun Terbit : 2008
Tebal buku : 91 Halaman

PT Alex Media Komputindo kembali menampilkan sosoknya sebagai penerbit buku yang bukan hanya bergerak dalam bidang pendidikan anak dan remaja, tapi juga bergerak dalam pendidikan teknologi dan komputer. Dan, sosok itu kian jelas, kian kukuh, dan kian meyakinkan dengan terbitnya buku “Menulis Huruf Arab dengan Microsoft Word”. Buku yang belum pernah diterbitkan oleh penerbit lain dengan judul maupun tema yang sama. Tak ayal, penulis dan penerbit memang partner yang memperhatikan kebutuhan segmen pembaca.

Bagi masyarakat Islam Indonesia, pekerjaan tulis-menulis sering berkaitan dengan penggunaan huruf Arab. Karena, dalam kehidupannya selalu terkait dengan pedoman Al-Qur’ an dan Hadits yang keduanya menggunakan bahasa Arab. Namun, pada saat menulis teks Arab, sebagian besar masih menggunakan dengan tulis tangan. Selain itu, masih adanya anggapan bahwa menulis teks Arab dengan menggunakan komputer adalah pekerjaan sulit dan rumit. Hal inilah yang menjadikan ‘pondasi’ penulis, M. Waluyo Hadi untuk mengarang buku ini. Tujuannya, untuk menepis anggapan sukarnya menulis teks Arab di komputer. Bahkan penulis membuktikan bahwa menulis teks Arab dengan menggunakan komputer cukup mudah dan mampu menggunakan pilihan bentuk huruf yang sesuai keinginan sehingga menjadikan tulisan lebih indah.

Karena kebanyakan masyarakat menggunakan program komputer dengan sistem operasi Microsoft Windows yang bukan Arabic Enabled dan aplikasi word yang juga bukan arabic, sehingga penulis memulai buku ini dengan cara mengenalkan bagaimana mensetting dan menginstalkan program Arabic dalam Microsoft Windows. Yaitu dengan mensetting arabic language melalui control panel. Lalu, memasukkan CD Microsoft Windows untuk menemukan arabic font yang ada di dalam software Microsoft Windows. Setelah itu, baru penulis memaparkan bagaimana lingkungan kerja Microsoft Word, cara menulis huruf Arab, memformat paragraf dan mencetak dokumen. Tak lupa, penulis juga mengupas tentang bagaimana memberi harakat atau tanda baca, pengetikan campuran antara latin dan Arab. Bahkan, untuk memudahkan semua itu penulis menyertakan stiker pembantu untuk dalam mengetik huruf Arab. Tujuannya, agar pembaca tidak bingung dalam mencari di mana letak huruf Arab di keyboard komputer atau notebook.

Buku ini akan semakin apik jika penulis mencantumkan bagaimana cara memasukkan model font Arabic yang didownload dari internet untuk dimasukkan dalam font tulisan yang terdapat dalam microsoft word. Namun, kekurangan tersebut tidak menjadi kendala yang begitu signifikan. Karena memang perhatian penulis lebih fokus pada mengenalkan bagaimana menulis huruf Arab di microsoft word.
Seperti yang tertulis di depan cover, buku ini, memang, cocok untuk pelajar muslim, santri-santri di pesantren, guru agama/ustadz, penulis buku-buku agama dan kalangan umum yang ingin belajar menulis huruf Arab di microsoft word. Karena itu, saya merekomendasikan Anda untuk ikut membacanya sebagai panduan maupun referensi dalam menulis huruf Arab. Selamat Membaca!
Peresensi: H. Rahmat Hidayat Nasution, Lc., Guru Al-Muhadatsah Al-‘Arabiyah di Mts Muallimin UNIVA Medan