Selamat Datang

Selamat datang dan selamat menikmati hidangan otak Anda. Blog ini khusus dirancang untuk Anda yang siap melahap dan mencari gizi-gizi buku yang bermakna.

Rabu, 18 November 2009

Mengenang Kebijakan JK


Mengenang Kebijakan JK

Judul :Solusi JK: Logis, Spontan, Tegas dan Jenaka
Penulis : Hamid Awaludin
Penerbit : Grasindo, Jakarta
Cetakan : I, 2009
Tebal : xiii + 197 halaman

Apa yang dituliskan Hamid Awaludin dalam buku ini tentang Jusuf Kalla (JK), kembali menampilkan sosok JK: sebagai manusia biasa, sebagai penjaga harkat dan martabat bangsa, dan sebagai tokoh istimewa. Dan, sosok itu kian jelas, kian kukuh, dan kian menggugah. Ia bukan hanya perhatian, jujur, dan berani, tetapi juga jernih dalam berpikir. Sehingga, dalam berpikir, JK seolah-olah memiliki pijakan yang tegar ke bumi, karena alur pikirnya kerap diselang-selingi ruang spontanitas, logis, tegas, dan terkadang diselipkan humor yang hangat. Yang sahabat media merepresentasikan dirinya sebagai darling of media, kekasihnya media.

Boleh dibilang, buku “Solusi JK: Logis, Spontan, Tegas dan Jenaka” ini menjadi representasi jawaban atas tindakan dan kebijakan JK saat terlibat dalam kancah pemerintahan. Terutama, dalam posisinya sebagai wakil presiden. Penulis yang begitu dekat dengan JK tak luput mencatat kebijakan-kebijakan JK yang terkenal dengan cepat bertindak serta memaparkan alasan-alasan JK kenapa mengambil tindakan-tindakan yang membuat publik kontroversi menilainya.

Di antara kebijakan JK yang paling banyak menuai kritik adalah, sokongannya yang begitu kuat terhadap kebijakan ujian nasional (UN). Tak sedikit publik yang menilai bahwa latar belakang Mendiknas yang lama akuntan dan JK yang pedagang, perihal nasib anak-anak sekolah pun dihitung secara kalkulatif dan kuantitatif. JK dinilai, tak menimbang betapa gelapnya situasi pendidikan negeri ini di tingkat sekolah, segelap ruang-ruang guru yang selalu dikejar-kejar target kelulusan.

Seyogyanya, klaim tersebut harus terlebih dahulu dipandang akar dasarnya, kenapa kebijakan ujian nasional (UN) dipilih. Dalam buku ini, Hamid mengupload latar belakang kebijakan UN. Pasal JK mengusung adanya UN, karena ia mengamati bahwa kian hari, mutu pendidikan di negeri ini kian rendah. Ironinya, jumlah guru semakin banyak dan kualitas latar belakang pendidikan guru rata-rata sudah sarjana. Prasarana pendidikan pun, kian hari kian baik. Usai selidik sana geledah sini, JK berkesimpulan. Mutu pendidikan rendah dikarenakan oleh mudahnya murid untuk lulus dari kelas rendah ke kelas tinggi. Bahkan, JK mendapati ponakan maupun cucu-cucunya tidak pernah kelihatan mempersiapkan diri menjelang ujian. Saat ditanya kepada mereka, jawabannya, “kan pasti lulus”.

Inilah biangnya, menurut JK. Karena kepala sekolah ditarget oleh atasan, guru ditarget oleh kepala sekolah untuk meluluskan semua murid mereka. Bila ada kelas atau sekolah tidak meluluskan murid, maka kelas dan sekolah tersebut dianggap tidak memenuhi target. Artinya, sekolah tidak lagi mendidikan anak-anak untuk kerja keras dan belajar serius, tetapi hanya menampung anak-anak untuk diformalkan dengan status tertentu. Makanya, saat JK menjabat Menko Kesra yang membidangi pendidikan, ia pun berkampanye ke mana-mana: “Perketat kelulusan”. (hal. 96-97)

Masih banyak kisah-kisah lain tentang JK yang termuat di buku ini, yang esensinya membuat kita bangga, bahwa di suatu masa di negeri ini pernah ada seseorang yang teguh pendirian, tak mengenal titik henti, logis dalam berpikir, cepat dalam tindakan, tak suka basa basi, sederhana, dan kaya dalam cara untuk mencapai tujuan. Sungguh layak jika JK dinobatkan sebagai guru bangsa, karena pada dirinya terdapat sifat dan sikap seorang guru (bangsa) yang mampu memberikan inspirasi bagi tumbuhnya kesadaran untuk bertindak, berpikir dan berasa. Seperti apa yang pernah dibilangkan William Arthur Ward, “The mediocre teacher tells. The good teacher explains. The superior teacher explains. The great teacher inspires.”

Rahmat Hidayat Nasution, Tenaga Edukatif di MTs Muallimin UNIVA Medan dan Anggota Lembaga Baca Tulis (ElBeTe) SUMUT.

Kamis, 12 November 2009

Politik Suci Mekkah


Politik Suci Mekkah

Judul : Mekkah: Kota Suci, Kekuasaan dan Teladan Ibrahim
Penulis : Zuhairi Misrawi
Penerbit : Kompas, Jakarta
Cetakan : I, Agustus 2009
Tebal : ix + 369 halaman

Bagi umat Islam, Mekkah menjadi kota yang sangat mengagumkan. Tak seorang muslim pun yang tak menginginkan serta tak merindukan untuk mengunjunginya. Malah, Allah SWT. telah mentitahkan bahwa Mekkah akan menjadi tempat suci yang akan dikunjungi dengan gelombang massa yang tak akan pernah surut sedikit pun. Karena di dalam kota suci itu, terdapat Ka’bah yang merupakan kiblat umat Islam dan bangunan yang dicatat oleh agama-agama samawi.

Eksistensi Mekkah, sejatinya, menginspirasikan pentingnya monoteisme. Keesaan Allah jelas diajarkan kala mengitari ka’bah. Sehingga, semangat mengunjungi Mekkah berwujud ketundukan dan penyerahan diri secara total kepada Allah. Sayangnya, semangat itu, terkadang, tidak dibungkus oleh pengetauhan tentang histori Mekkah yang, sejatinya, tak lepas dari nuansa politis, yang layak jadi pandangan dan, mungkin, panutan.

Meskipun Zuhairi Musrawi, penulis buku ini mengklaim bahwa kehadiran buku ini dilatarbelakangi upaya untuk membedah Mekkah di dua sisi sekaligus: teologis dan sosiologis. Saya malah menambahkannya satu lagi, ada sisi politis. Karena Mekkah memberikan persepektif dan hikmah yang lebih banyak untuk terwujudnya keadilan dan keberadaban. Bukankah keduanya bagian dari nilai politik? Malah, saat Rasulullah SAW. mampu menduduki Mekkah, sejarah mencatat bahwa kepemimpinannya dapat menjaga keamanan dan kenyamanan seluruh rakyat Mekkah, tanpa memandang suku, etnis, ras dan agama.

Selain itu, eksistensi Mekkah juga menjadi jawaban atas klaim kalangan sosiolog yang kerap bernada, bahwa yang namanya “suci” itu selalu identik dengan kekerasan. Faktanya, kota suci Mekkah membungkam asumsi para sosiolog. Tak hanya itu, kepiawaian Rasulullah memimpin Mekkah dalam mengaktualisasikan nilai Islam yang adil dan damai tak dapat ditandangi oleh pemimpin-pemimpin dunia lainnya. Inilah, barangkali, yang membuat Mekkah memiliki pesona suci yang luar biasa.

Sosok Nabi Muhammad merupakan sosok teladan, yang sejak awal ingin menjadikan Mekkah sebagai tempat deklarasi nilai-nilai kemanusiaan. Mekkah telah menjadi saksi sejarah itu. Di mana Rasulullah kerap memberikan nasihat kepada pengikutnya agar setiap orang menghormati orang lain, bukan karena agama, bahasa dan bangsa, tetapi lebih didasari pada dorongan nurani dan eksistensinya yang juga berasal dari ciptan Allah. Nyawa, kehormatan, fisik dan harta adalah hal yang harus dihargai, karena hal tersebut merupakan sesuatu yang menjadi common ground di antara sesema manusia.

Sehingga dalam kata pengantar buku ini, Komaruddin Hidayat memaparkan keistimewaan buku ini dapat dilihat dari tiga hal: Pertama, pengalaman dan nuansa kearifan lokal penulis sendiri, yang berasal dari santri hingga menjadi mahasiswa di Universitas Al-Azhar Kairo. Sehingga perbandingan nuansa Mesir dan Mekkah juga banyak diungkapkan penulis. Klimaksnya, Mekkah menjadi salah satu pusaran yang sangat mempengaruhi keislaman Zuhairi, menurut Komaruddin, dalam pencarian jatidirinya sebagai seorang Muslim.

Kedua, sejarah Mekkah dengan dengan segala pergulatan politiknya. Perebutan kekuasaan dan dinamika sosial yang terjadi di dalam Mekkah memberikan pelajaran berharga, bahwa kekuasaan yang zhalim dan oportunistik bertentangan dengan jalan Islam. Malah, kekuasan zalim divisualisasikan tidak akan berlangsung lama dan akan terus menerus mendapatkan pertentangan yang kuat, dan akhirnya jatuh.

Ketiga, teladan Ibrahim. Mekkah menjadi sarana untuk mengingat segala perjuangan dan pengorbanannya. Kesadaran akan histori Mekkah mampu mengajarkan pentingnya ibadah, pengorbanan dan kedamaian. Idoelogi yang diusung Ibrahim as. dengan serius mengharapkan dunia ini selalu bernaung pada kedamaian, bukan kekerasan, serta bernaung pada perdamaian bukan kebencian dan pertikaian.

Jika ingin mengenal bagaimana histori dan suasana Mekkah, sebelum dan sesudah datangnya Islam. Buku ini layak menjadi rujukan. Meskipun segala informasi yang ditorehkan penulis tidak serta merta, barangkali, sealur dengan informasi yang selama ini diamini. Paling tidak, kesediaan penulis menuangkan ilmunya dalam bentuk lembaran nyata sungguh layak dihargai.

Rahmat Hidayat Nasution, Anggota Lembaga Baca Tulis (ElBeTe) SUMUT

Minggu, 08 November 2009

Meraih Sukses Dengan Menguatkan Keberanian


Meraih Sukses Dengan Menguatkan Keberanian
Judul buku : Menginstall Nyali
Penulis : Bambang Trim
Penerbit : MQS Pubhlising
Tahun terbit : Cetakan II, 2006
Tebal buku : XXiV + 116 halaman

Fantastis, begitu kesan saya sehabis membaca tulisan-tulisan populer Bambang Triamsyah di dalam bukunya “Menginstal Nyali”. Klaim fantastis itu didasari oleh dua hal. Jika dipahami secara kamus kata “fantastis” mengandung makna sesuatu yang mengagumkan. Selain itu, Kata fantastis juga bisa dipahami sebagai istilah yang dipakai Tzvetan dalam The Fantastic: a structural approach to a literary genry (1975). Sesuatu yang sulit dilakukan orang, melibatkan keyakinan yang kokoh, tapi mampu membuktikan hal yang ada di luar dugaan, sehingga berubah menjadi wujud yang menarik dari seseorang. Itulah kesan yang dapat saya petik saat menjalani lembar demi lembar buku ini.

Bayangkan, peperangan yang dialami semua manusia menjadi kupasan dalam buku ini: berani-takut. Keduanya terkait kuat dengan nyali. Dan keduanya kerap menjadi perseteruan dalam diri siapa pun, karena adanya daya tarik-menarik. Bahkan, lebih dahsyat lagi keduanya menyinggung potensi positif dan potensi negatif. Berani-takut, keduanya juga menjadi pemicu untuk menemukan jati diri. Karena tidak sedikit kita temukan gara-gara menanam benih takut membawa keberdayaan diri menjadi pengecut, pecundang, pemalu, atau perusak. Namun tak sedikit juga takut bisa melahirkan benih yang spektakuler, karena takut juga bisa berbuah positif. Misalnya, takut miskin jadi semangat bekerja. Takut bisnis bangkrut jadi ingin profesional. Takut mendapatkan jodoh yang bukan idaman, menjadi semangat memilih calon yang baik.

Buku yang memiliki format panjang-lebar 15 X 23 cm, dengan ketebalan 116 halaman dibagi penulis menjadi tujuh bab, yang semuanya bersumber dari kepribadian Rasulullah. Bambang Trim mencoba menyalami keberanian-ketakutan Rasulullah Saw., dan menjadikannya teladan utama dalam pembahasan buku ini. Bab pertama, berani kebaikan, takut keburukan. Secara singkat, dalam bab ini penulis menjelaskan bahwa keberanian menjalankan perintah Allah Swt. merupakan potensi mendapatkan kebaikan. Tidak takut melakukan hal yang dimurka Allah Swt. akan melahirkan petonesi mendapatkan keburukan. Berani-takut hanya karena Allah Swt.
Bab kedua, berani keburukan, takut kebaikan. Bab kedua ini samas sekali tidak bertentangan dengan bab sebelumnya. Karena gagasan yang dibangun penulis dalam bab ini berkaitan dengan hubungan manusia dengan sesamanya. Misalnya, berani karena dipuji. Cukup banyak orang melakukan sesuatu hanya karena ingin dipuji. Padahal, dalam Islam, yang berhak mendapatkan pujian adalah Allah. Sehingga berani melakukan sesuatu hanya ingin dipuji adalah keburukan. Dan takut mendapatkan kemurkaan Allah karena melakukan sesuatu bukan ikhlas karena-Nya adalah kebaikan.
Bab ketiga, berani memotivasi. Dalam bab ini, Bambang Trim menjelaskan beraneka sikap yang mampu membuat kita menjadi berani. Sikap-sikap itu cukup kuat memotivasi kita untuk bangkit menjalani hidup lebih baik. Misalnya, berani menyenangkan orang lain. Terkadang kita ragu-ragu untuk menyenangkan orang lain karena takut berkurangnya kebahagian atau kesenangan kita sendiri. Kenyataaannya tidak benar. Malah, Allah akan membalasnya dengan memberikan kebahagian lebih. Banyak menyenangkan dan membahagiakan orang lain akan memotivasi kita untuk menebar manfaat sebanyak-banyaknya. Selain itu, ukuran kesenangan dan kebahagian orang lain akan menjadi ilmu bagaimana kita dapat meningkatkan nilai diri kita.

Bab Keempat, berani berubah. Setelah termotivasi, secepat mungkin kita untuk melakukan perubahan. Bab ini jelas masih berkaitan dengan bab sebelumya. Sehingga isi tulisan-tulisan penulis cukup terasa ketertaikatannya. Misalnya, di bab sebelumnya penulis menjelaskan berani bercita-cita, dalam bab ini penulis juga mengkaitkan masalah berani mengubah cita-cita. Jika di bab sebelumnya, penulis menyarankan kita untuk berani bercita-cita agar mendapatkan motivasi yang kuat. Di sini penulis merangsang kita bahwa berani mengubah cita-cita jika memang tidak mampu meraih apa yang direncanakan. Karena hidup di dunia ini tidak selalu linear, bahkan lebih sering zig-zag. Tentunya dalam mengubah cita-cita ada prosesnya. Menurut penulis ada empat proses yang harus dilakukan: harus mengukur potensi dan kompetensi diri, harus mempertimbangkan minat, harus mengukur seberapa besar kemanfaatan cita-cita yang dijalani untuk orang banyak, harus meyakini ridha Allah terhadap cita-cita yang dipilih

Bab Kelima, berani beresiko. Setiap adanya tindakan tak luput resikonya. Dengan berani mengambil keputusan sudah tentu ada resikonya. Sehingga penulis pun menginstall nyali kita dengan setelah melakukan perubahan harus siap menerima resiko. Di antara resiko yang dialami adalah berani gagal. Di sinilah penulis menyelipkan bahwa kegagalan bukanlah akhir segalanya. Karena Rasulullah sendiri pernah beberapa kali mengalami kegagalan dalam menyebarkan syiar Islam. Tapi, kenyataannya Islam tetap ‘berkibar’ hingga saat ini. Di sini juga penulis menyisipkan bahwa orang-orang yang berani gagal sebenarnya tidak menjadikan dirinya target gagal. Hal itu lebih dikarenakan keyakinan pada setiap kesulitan selalu ada kemudahan. Jika kegagalan bagian dari skenario Allah, pastilah akan datang pertolongan dari Allah Swt dan juga hikmah yang besar untuk hidup kita.
Bab keenam, Berani karena Allah. Setelah menjalani lima keberanian sebelumnya. Penulis tetap mengingatkan pembaca kembali bahwa keberanian yang paling utama adalah karena Allah. Misalnya berani bersabar. Penulis meyakinkan bahwa berani bersabar adalah salah satu kunci sukses Muslim. Tanpa sabar tidak akan mungkin diperoleh keberhasilan yang hakiki. Hal ini, kata penulis, karena sukses juga ditentukan oleh suasana hati.
Bab ketujuh, doa-doa penguat keberanian. Dalam bab terakhir ini, penulis memberikan bonus kumpulan doa-doa agar kesuksesan dapat diraih. Karena usaha tanpa doa akan membuat hasilnya kurang berkah. Karena penentu kesuksesan adalah Allah Swt.
Boleh dikatakan, gagasan yang dituangkan penulis di buku ini barangkali akan lebih tajam dan komperenhesif jika dikombinasikan dengan buku “Gue Juga BIsa Kreatif” dan buku “Menyemai Impian, Meraih Sukses Mulia”. Walaupun Buku Gue Juga Bisa Kreatif yang ditulis Sakti Wibowo sasaran pembacanya remaja, gagasan tentang menginstall nyali juga menjadi pembahasan. Sedangkan buku “Menyemai Impian, Meraih Sukses Mulia yang dikarang Jamil Azzaini lebih mengasah kita bagaimana perjalanan seorang pencari kesuksesan yang tak lepas berkali-kali harus menginstall nyalinya untuk dapat menyemai impian dan akhirnya mendapatkan kesuksesan. Dengan mengkombinasikan tiga bacaan tersebut akan membuat kita makin mantap dalam meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Selamat membaca!

Rahmat Hidayat Nasution, Anggota Lembaga Baca Tulis (ElBeTe) SUMUT

Minggu, 01 November 2009

Mengenal Karakter Cewek Idaman Lelaki

Mengenal Karakter Cewek Idaman Lelaki
Judul : Rahasia Cewek
Penulis : Indari Mastuti
Penerbit : Jakarta, Hi- Fest Pubhlising,
Tahun Terbit : Cetakan 5, 2008
Tebal : 124 Halaman

Jika di awal tahun 90-an buku fiksi Hilman Hariwijaya yang berjudul “Lupus” laku keras di pasaran karena mengangkat tema tentang remaja. Indari Mastuti, saat ini, juga sedang mengikuti jejak kesukesan Hilman. Buku Indari yang berjudul “Rahasia Cewek” ini sedang naik daun atau best seller. Topik yang dikupas juga sama, tentang remaja. Jika boleh disamakan, Hilman dan Indari sama-sama mengambil sasaran pembaca yang sangat membutuhkan informasi. Informasi yang disampaikan mampu membuat remaja sadar dan mengerti bagaimana gaya hidup remaja semestinya.

Dengan gaya bahasa dan pilihan kata yang cukup familiar di kalangan remaja, buku Indari ini memberikan kejelasan tentang pribadi wanita agar disukai lawan jenisnya, yaitu lak-laki. Dengan “lead” bab yang menguraikan tentang perbedaan cowok dengan cewek, dilanjutkan dengan sifat dan karakter cewek, cara menghadapi cewek hingga trik menjadi cewek idola laki-laki dikupas Indari dengan jelas di dalam buku ini.

Jika dilihat sekilas, buku Indari ini seakan-akan hanya akan mengupas bagaimana menjadi wanita incaran para lelaki. Kenyataannya, buku ini juga mampu menuntun pembaca, khususnya wanita, akan menjadi lebih dekat dengan agamanya. Buku ini tidak hanya mengajarkan bagaimana agar lelaki tertarik dari sisi fisik saja. Tapi, dapat dikatakan, buku ini sangat aktif untuk mengarahkan wanita “cantik” dari sisi rohani atau jiwa.

Sikap cewek yang rentan terkena stress diterapi oleh Indari dengan menggunakan konsep agama yang sudah biasa terdengar. Yaitu hadapi dengan senyuman dan tawakkal kepada Allah. Dengan senyum dan penyerahan diri terhadap masalah yang dihadapi, menurut Indari, emosi yang sedang “meledak” akan segera terjinakkan. Karena ketika senyum, otot-otot diwajah terkontraksi. Ketegangan-ketegangan pun mengendur. Selain itu, dengan tersenyum aliran ke pembuluh darah terdekat jadi lancar. Akibatnya, darah menjadi dingin dan emosi menjadi tenang. (hal. 39)

Setelah diberikan terapi rohani terhadap permasalahan cewek, Indari juga memaparkan bagaimana karakteristik cewek yang sedang tertarik dengan cowok, bagaimana tipe cewek yang ingin diputusin dan cara memutuskan cowok tanpa ada permusuhan dan putusnya persahabatan. Intinya, Indari terkesan ingin tetap mengajarkan bagaimana tali silaturrahmi tetap terjalan, sekalipun statusnya sudah berbeda.

Semakin mendakati akhir bab di dalam buku ini, Indari makin membuat pembacanya penasaran. Karena Ia menjelaskan juga persahabatan ala cewek, kebiasaan apa saja yang dapat dikerjakan cewek dengan cowok. Dan terakhir, Indari juga ‘membocorkan’ tipe cewek cantik dan cewek cerdas.

Sejatinya, tulis Indri, cewek cantik bukan terletak pada pakaian yang dikenakannya, bukan pada bentuk tubuhnya, atau cara dia menyisir rambutnya. Kecantikan wanita terletak pada matanya, bagaimana memandang dunia. Karena di matanya terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia. Selain itu, cewek cantik juga terletak pada jiwanya yang mampu menumbuhkan rasa cinta, kasih sayang dan perhatian, baik terhadap sesama jenis maupun lawan jenis. (hal. 98)

Adapun cewek cerdas yang ingin diuraikan Indri adalah cewek cerdas secara syariat. Kecerdasaan yang dimilikinya mampu membuatnya makin bertambah keimanannya kepada Allah Swt. Di mana pun ia berada dan apa pun yang dimilikinya, ia meyakini bahwa semuanya milik Allah yang dititipkan kepadanya dan hanya boleh digunakan untuk menghantarkan dirinya menjadi hamba Allah yang bertakwa. (hal. 105)

Buku ini cocok untuk cewek sebagai pedoman untuk menjadi cewek idola bagi semua orang. Sedangkan bagi kaum cowok dengan buku ini dapat mengetauhi semua rahasia tentang tentang cewek dari tanda cewek sedang jatuh cinta hingga tanda-tanda cewek ingin diputusin. Dengan buku ini, pertanyaan yang selama pernah terdetak di hati cewek maupun cowok akan dapat terjawab, sekalipun tidak sedetail mungkin.

Jalan Mulus Menjadi Penulis Kaya

Jalan Mulus Menjadi Penulis Kaya
Judul : Siapa Bilang Menjadi Penulis Itu Susah dan Nggak Bisa Kaya
Penulis : Ariyanto M.B
Penerbit : Briliant, Surabaya
Cetakan : I, Mei 2008
Tebal : xvi + 160 halaman

Setelah suksesnya Habiburrrahman El shirazy dan Andrea Hirata menjadi penulis tenar dan kaya, profesi penulis pun mulai ramai dibincangkan publik. Barangkali, karena kerjanya tampak mengasyikkan. Hanya dengan menuliskan ‘uneg-uneg’ lalu dipublikasikan melalui buku maupun surat kabar sudah bisa menghasilkan uang. Pantas, profesi menulis diklaim pekerjaan yang santai, tapi berpenghasilan lumayan dan besar.

Namun, perlu digaris bawahi. Untuk menjadi penulis kaya sangat dibutuhkan kerja keras dan analisis tajam. Karena substansi menulis sudah berubah status, tidak lagi berorientasi sekedar menulis atau pekerjaan sampingan. Penulis kaya ‘diwajibkan’ kerja keras dan terus mencari langkah-langkah instan yang bisa mendukungnya. Tapi, langkah-langkah tersebut tidak bermotif kecurangan. Tentunya, yang mampu menunjang keproduktifan menulis sehingga pendapatan yang dicapai terus meningkat.

Buku “Siapa Bilang Menjadi Penulis Itu Susah dan Nggak Bisa Kaya” ini mencoba mengajarkan “jalan-jalan” mulus menjadi penulis kaya. Sehingga cita-cita yang diimpikan dari profesi penulis, bisa membuktikan bahwa hidup dari mengumpulkan kata-kata mampu memperoleh kemakmuran, tanpa sibuk bekerja di bawah tekanan orang lain atau pihak tertentu.

Buku ini akan membantu siapa saja yang ingin menjadi penulis, dari yang belum pernah mencoba hingga yang sudah mencoba tapi masih merasa belum berhasil, karena tidak satu pun karyanya dimuat di surat kabar atau diterima penerbit. Ariyanto M.B membagi buku ini menjadi enam bagian: menulis itu mudah, belajar Menulis dari “Nol”, menembus media cetak, menulis buku populer, rahasia menembus penerbit, penulis juga bisa kaya, dan menjadi penulis yang bermartabat-bermanfaat-bermasyarakat.

Yang paling menarik dari buku ini, Ariyanto M.B membocorkan rahasia pribadinya untuk menjadi penulis kaya. Layak, jika buku ini bagaikan buku seri penuntun menjadi penulis kaya. Karena Ariyanto mengajarkan bagaimana menulis buku dalam rata-rata setiap bulan 2 judul buku, yang masing-masing judul ditulis dalam dua minggu. Menurut penulis, ada dua jalan yang mesti dilalui agar menjadi penulis kaya. Pertama, Siapkan mental, seperti memiliki niat dan tekad yang kuat. Karena kesiapan mental sangat penting, terutama dalam menjaga konsistensi dalam menyiapkan waktu untuk menulis, pemilihan metode penulisan dan tempat yang asyik untuk menyalurkan ide.

Kedua, harus berfikir dan berjiwa entrepreneur. Artinya, penulis yang berjiwa entrepreneur akan selalu memiliki keberanian dalam menghasikan karya sehingga mampu mengadakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada, mampu mengoptimalkan berbagai sumber daya yang ada untuk kepentingannya, dan mampu menciptakan “mesin-mesin uang” untuk menambah penghasilannya. Sehingga penulis yang berjiwa entrepreneur akan memiliki ciri khas: selalu berproduksi dalam menghasilkan naskah, tidak bekerja sendirian dan selalu menciptakan peluang. (hal.79-80)

Walhasil, untuk menjadi penulis kaya juga harus banyak bergaul dengan masyarakat, meskipun inti pekerjaannya hanya menulis. Karena penulis yang kaya harus mampu membantu orang lain, dengan membuka peluang kerja dan peluang usaha. Misalnya, dengan mempekerjakan beberapa orang sebagai interviewer, asisten penulis, editor atau membuka bisnis toko buku sebagai salah satu sarana untuk mempublikasikan karya-karyanya dll. Sehingga hal ini yang bisa mengangkat harkat dan martabat penulis dengan memiliki penghasilan yang layak untuk menghidupi keluarganya dan bisa membantu orang lain.

Buku ini cocok untuk siapa saja yang ingin menjadi penulis dalam usaha menumbuhkan dan meningkatkan karyanya agar bisa menjadi penulis kaya. Sebab dalam buku ini, selain ‘jalan-jalan mulus’ menjadi penulis kaya, diuraikan juga cara mengirimkan tulisan ke penerbit hingga surat perjanjian antara penulis dan penerbit.

Rahmat Hidayat Nasution, Anggota Lembaga Baca Tulis (ElBeTe) SUMUT