Selamat Datang

Selamat datang dan selamat menikmati hidangan otak Anda. Blog ini khusus dirancang untuk Anda yang siap melahap dan mencari gizi-gizi buku yang bermakna.

Senin, 25 September 2017

Bangun Kesuksesan Lewat Mesin Kecerdasan


Buku                          : Ini Gue Banget 
Penulis                      : Brilli Agung dan Dodi Rustandi
Penerbit                     : Elex Media Komputindo
Tahun Terbit             : 2017
Halaman                    : 180 halaman
Untuk siapakah buku ini ditulis? Remaja? Tidak juga. Meski ditulis dengan gaya penulisan populer, tetap saja buku ini layak dibaca oleh siapa saja. Termasuk, orang tua. Sebab dengan mengenal mesin kecerdasan anak, ia mampu menjadi mentor untuk kesuksesan anaknya. Ia tahu sekolah seperti apa yang layak untuk anaknya. Ia tahu bagaimana cara berinteraksi dengan anaknya. Sebab, tidak semua anak bisa dididik dengan cara yang sama. Dan, tidak setiap kakak-adik memiliki mesin kecerdasan yang sama.
            Bagi remaja, buku ini memang sangat layak dikonsumsi. Sebab, bisa membimbing di saat sedang galau memilih jalan yang bakal dilalui untuk menggapai kesuksesan di masa depan. Dengan mengenal mesin kecerdasan, kita bisa tahu kuliah apa yang layak ditempuh. Dengan tahu mesin kecerdasan, kita bisa tahu passion apa yang cocok dengan diri kita. Sehingga tidak menghabiskan energi dan uang yang banyak untuk menuju kesuksesan yang ingin diraih. Bukankah prinsip ekonomi mengajarkan, jika ada yang murah kenapa harus yang mahal? Jika ada jalan yang mudah membimbing kita untuk meraih kesuksesan, kenapa harus berdarah-darah dulu baru bisa mencapai kesuksesan?
            Buku “Ini Gue Banget” ditulis oleh Brili Agung dan Dodi Rustandi dengan memilih konsep STIFIn sebagai langkah tepat untuk menemukan mesin kecerdasan. Bila tidak mampu membayar tes STIFIn dengan menggunakan pinger print, penulis memberikan solusi dengan cara menjawab pertanyaan yang terdapat di dalam angket, yang dicantumkan di dalam buku ini. Pembaca diminta penulis untuk jujur menjawab. Bila sudah terisi, maka nantinya akan ketahuan mesin kecerdasan apa yang dimiliki secara otomatis. Bisa jadi memiliki mesin kecerdasan Sensing, Mesin kecedasan thinking, Mesin kecerdasan intuiting, mesin kecerdasan feeeling atau mesin kecerdasan insting.
Setelah ketahuan mesin kecerdasan, kita juga dibimbing untuk mengenal drivernya. Apakah tergolong introvert atau ekstrovetert. Bila sudah ketahuan mesin kecerdasan dan drivernya, maka kita tinggal membentuk diri saja. Misalnya kita memiliki mesin kecerdasan sensing lalu ingin menjadi hafidz qur’an, maka metode apakah yang cocok dalam penghapalan ayat-ayat qur’annnya? Karena sensing adalah memiliki kekuatan perihal ingatan yang kuat, maka metode menghafal al-Qur’an dengan cara mendengar rekaman ayat yang dihapal sebanyak lima kali agar teringat di dalam memori otak. Sekaligus, sambil mendengar dilihat juga qur’annya, supaya ingat letak ayat yang dihapal. Baru setelah itu, ia mengulang-ulang ayat tersebut lima kali dan kemudian menutup al-Qur’an. Insya Allah akan mudah menghafal qur’an. (hal. 113)
            Berbeda dengan pemilik mesin kecerdasan intuiting. Karena masin kecerdasannya mengarah indera keenam dan kuat pada kata. Maka sebelum menghafal, ia diminta untuk membaca terjemah ayat yang mau dihapal sebanyak lima kali. Setelah itu, mintalah ayat yang dihafal lima kali, baru kemudian diminta menutup qur’an. Mintalah untuk menghafal ayat al-Qur’an dengan menggunakan tangan atau wajah. Jika cara ini digunakan, anak tersebut akan nyaman menghafal sebab ia sudah mengetahui alur terjemah dari ayat yang dihafalnya. (hal. 114)
            Masih banyak lagi penjelasan lain yang dipaparkan di dalam buku ini. Bagaimana cara anak berinteraksi dengan orang tuanya setelah mengetahui mesin kecerdasan orang tuanya. Intinya, buku ini hanya menjembatani kita agar bisa ‘kompak’ dalam membangun kesuksesan. Anak yang sukses akan membanggakan orang tuanya. Orang tua yang berhasil membantu kesuksesan anaknya akan membuat keharmonisan dan kedekatan anak dengan orang tuanya. Mari pelajari mesin kecerdasan keluarga kita agar bisa sukses bersama-sama. Selamat membaca!

Rahmat Hidayat Nasution, Penulis buku “70 Pesan Terakhir Rasulullah SAW untuk Muslimah”

Minggu, 24 September 2017

Mengobati Stress Ala Nabi Musa as

Buku                       : Menggali Kebahagiaan dari Sumbernya
Penulis                   : Muhammad Luthfi Ghozali
Penerbit                 : Abshor, Semarang
Tahun Terbit          : 2017
Halaman                : 178 halaman

Buku yang ditulis oleh Muhammad Luthfi Ghazali ini persis seperti gaya seseorang sedang berceramah di hadapan para jamaahnya. Jika menggunakan pendekatan STIFIn, model penulisannya cenderung menunjukkan  karekter penulisnya memiliki mesin kecerdasan intuiting ekstrovet. Sehingga apa yang beliau temukan, rasakan dan lihat di kehidupan dijadikan dasar utama penulisan buku ini dengan ‘mencarikan’ solusi di dalam al-Qur’an dan hadis Rasulullah SAW. Sehingga, ketika membaca buku ini langsung disuguhkan contoh di dalam al-Qur’an tentang penyebab utama seseorang bisa mengalami stress dan trauma. Buku ini menjadi ‘solving’ bagi orang-orang yang sedang stress atau memiliki trauma.
Contoh yang dipilih adalah kisah nyata yang dialami oleh Nabi Musa as. Se-kelas Nabi saja, menurut penulis, ada yang mengalami stress hingga menyebabkannya mengalami kondisi kegelisahan hati atau tidak mengalami kebahagiaan. Namun stress yang dialami Nabi Musa diobati dengan doa kepada Allah SWT. Sebab dengan doa dan iman yang menjadikan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Ketika Nabi Musa as menerima perintah dari Allah SWT menyampaikan dakwah kepada Fir’aun. Seketika itu juga, Nabi Musa as berdoa kepada Allah sebagaimana yang dimaktubkan di dalam surat Toha ayat 24-26. “Robbisy rohli shadri wa yassirli amri” (Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku dan nudahkanlah untukku urusanku). Nabi Musa as. merasa KO sebelum berdakwah kepada Fir’aun disebabkan pernah melakukan kesalahan. Kegelisahan Nabi Musa as sempat membuatnya takut sebagaiman yang dijelaskan Allah di dalam surat Asy-Syu’ara ayat 10-14. Allah pun menjawab doa Nabi Musa as tersebut dengan mengangkat Nabi Harun as sebagai nabi dan rasul Allah agar bisa membantu tugas Nabi Musa as dalam berdakwah.
Dari kasus ini, penulis mengingatkan untuk bisa menyikapi dengan bijak setiap kejadian yang dihadirkan Allah dalam kehidupan. Susah dan senang, sakit dan sehat, semuanya diciptkan Allah untuk kebaikan manusia, bukan untuk menyengsarakannya. Hanya saja, pikiran manusia yang selalu mempelesetkan dan mendramatisir sehingga menjadi kesengsaraan. Artinya, gara-gara kejadian yang dihadirkan Allah disusupi oleh perasaan sehingga mengundang apa yang dipikirkan.
Karena itu, para pembaca diajak untuk melazimkan doa dan zikir Nabi Musa as. yang terdapat di dalam surat Toha 25-28 dalam keseharian kita, misalnya dibaca 100x setiap hari. Dalam berzikir dan berdoa, hendaklah kita menggunakan filosofi berobat ke dokter. Tidak perlu tahu dengan mendalam tentang jenis penyakit yang diderita, tapi yang menjadi perhatian adalah meminum obat yang diberikan agar sembuh. Percaya saja kepada dokternya.
Dalam berdoa dan berzikir juga demikian. Tidak usah terlalu meneliti jenis doa dan zikir yang dibaca, tapi fokus saja kepada kemampuan kita untuk istiqomah dalam berzikir dan berdoa sehingga kesulitan hidup, permasalahan dan penyakit yang datang bisa sembuh dan pergi dari kehidupan kita. Artinya, percaya saja bahwa doa dan zikir kepada Allah pasti berdampak positif pada ketenangan hati dan perwujudan apa yang diharapkan.
Buku ini cocok dibaca oleh siapa saja, baik yang sedang dalam kondisi ‘dihantui’ masalah kehidupan ataupun yang sedang dalam kondisi bahagia. Sebab, buku ini mengingatkan kita juga hakikat kehidupan bagi orang muslim dengan orang kafir berbeda. Bagi orang mukmin hakikat hidup ini adalah pengabdian kepada Allah. Bagi orang kafir, hakikat hidup ini adalah kesenangan sehingga mereka kerap mengalami ‘fatamorgana kehidupan’. Selamat membaca!
(Rahmat Hidayat Nasution, Penulis Buku “Semangat Bangun Pagi, Tahajud, Shubuh dan Dhuha)