Buku : Ini Gue Banget
Penulis : Brilli Agung dan Dodi
Rustandi
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tahun Terbit :
2017
Halaman : 180 halaman
Untuk siapakah buku ini ditulis? Remaja?
Tidak juga. Meski ditulis dengan gaya penulisan populer, tetap saja buku ini
layak dibaca oleh siapa saja. Termasuk, orang tua. Sebab dengan mengenal mesin
kecerdasan anak, ia mampu menjadi mentor untuk kesuksesan anaknya. Ia tahu
sekolah seperti apa yang layak untuk anaknya. Ia tahu bagaimana cara
berinteraksi dengan anaknya. Sebab, tidak semua anak bisa dididik dengan cara
yang sama. Dan, tidak setiap kakak-adik memiliki mesin kecerdasan yang sama.
Bagi remaja, buku ini memang sangat layak
dikonsumsi. Sebab, bisa membimbing di saat sedang galau memilih jalan yang
bakal dilalui untuk menggapai kesuksesan di masa depan. Dengan mengenal mesin
kecerdasan, kita bisa tahu kuliah apa yang layak ditempuh. Dengan tahu mesin
kecerdasan, kita bisa tahu passion apa yang cocok dengan diri kita.
Sehingga tidak menghabiskan energi dan uang yang banyak untuk menuju kesuksesan
yang ingin diraih. Bukankah prinsip ekonomi mengajarkan, jika ada yang murah
kenapa harus yang mahal? Jika ada jalan yang mudah membimbing kita untuk meraih
kesuksesan, kenapa harus berdarah-darah dulu baru bisa mencapai kesuksesan?
Buku
“Ini Gue Banget” ditulis oleh Brili Agung dan Dodi Rustandi dengan memilih
konsep STIFIn sebagai langkah tepat untuk menemukan mesin kecerdasan. Bila
tidak mampu membayar tes STIFIn dengan menggunakan pinger print, penulis
memberikan solusi dengan cara menjawab pertanyaan yang terdapat di dalam angket,
yang dicantumkan di dalam buku ini. Pembaca diminta penulis untuk jujur
menjawab. Bila sudah terisi, maka nantinya akan ketahuan mesin kecerdasan apa
yang dimiliki secara otomatis. Bisa jadi memiliki mesin kecerdasan Sensing,
Mesin kecedasan thinking, Mesin kecerdasan intuiting, mesin kecerdasan
feeeling atau mesin kecerdasan insting.
Setelah ketahuan mesin kecerdasan, kita
juga dibimbing untuk mengenal drivernya. Apakah tergolong introvert atau
ekstrovetert. Bila sudah ketahuan mesin kecerdasan dan drivernya, maka kita
tinggal membentuk diri saja. Misalnya kita memiliki mesin kecerdasan sensing
lalu ingin menjadi hafidz qur’an, maka metode apakah yang cocok dalam
penghapalan ayat-ayat qur’annnya? Karena sensing adalah memiliki kekuatan
perihal ingatan yang kuat, maka metode menghafal al-Qur’an dengan cara
mendengar rekaman ayat yang dihapal sebanyak lima kali agar teringat di dalam
memori otak. Sekaligus, sambil mendengar dilihat juga qur’annya, supaya ingat
letak ayat yang dihapal. Baru setelah itu, ia mengulang-ulang ayat tersebut
lima kali dan kemudian menutup al-Qur’an. Insya Allah akan mudah menghafal
qur’an. (hal. 113)
Berbeda
dengan pemilik mesin kecerdasan intuiting. Karena masin kecerdasannya mengarah
indera keenam dan kuat pada kata. Maka sebelum menghafal, ia diminta untuk
membaca terjemah ayat yang mau dihapal sebanyak lima kali. Setelah itu,
mintalah ayat yang dihafal lima kali, baru kemudian diminta menutup qur’an. Mintalah
untuk menghafal ayat al-Qur’an dengan menggunakan tangan atau wajah. Jika cara
ini digunakan, anak tersebut akan nyaman menghafal sebab ia sudah mengetahui
alur terjemah dari ayat yang dihafalnya. (hal. 114)
Masih
banyak lagi penjelasan lain yang dipaparkan di dalam buku ini. Bagaimana cara
anak berinteraksi dengan orang tuanya setelah mengetahui mesin kecerdasan orang
tuanya. Intinya, buku ini hanya menjembatani kita agar bisa ‘kompak’ dalam
membangun kesuksesan. Anak yang sukses akan membanggakan orang tuanya. Orang
tua yang berhasil membantu kesuksesan anaknya akan membuat keharmonisan dan
kedekatan anak dengan orang tuanya. Mari pelajari mesin kecerdasan keluarga
kita agar bisa sukses bersama-sama. Selamat membaca!
Rahmat Hidayat Nasution, Penulis buku “70 Pesan Terakhir
Rasulullah SAW untuk Muslimah”