Senin, 25 September 2017
Bangun Kesuksesan Lewat Mesin Kecerdasan
Minggu, 24 September 2017
Mengobati Stress Ala Nabi Musa as
Jumat, 23 Desember 2011
Sedekah dan Keajaibannya
Buku : 9 Keajaiban Shadaqoh
Penulis : Muhammad Syafi’i
Penerbit : Klik Publishing
Tahun Terbit : Juni, 2011
Halaman : 147 halaman
Istilah shadaqoh atau sedekah bukanlah hal yang asing didengar. Mau muslim atau non muslim, sudah akrab dengan kata tersebut. Karena hakikatnya, memberi atau berbagi dengan orang lain. Keberadaan sedekah sendiri sesuai dengan kebutuhan manusia. Bukan hanya bagi yang menerima, tapi juga terhadap yang memberi.
Sehingga bersedekah tidak seharusnya membuat manusia takut kekurangan, malah yang terjadi adalah sebaliknya. Sedekah juga mampu menciptakan keharmonisan di dalam hidup, karena di dalamnya ‘terselip’ nilai mencintai dan menyayangi. Mencintai dan menyayangi sangat dibutuhkan manusia sama halnya dengan keinginan dicintai dan disayangi. Sedekah cukup berperan untuk membangun keduanya.
Artinya, sedekah memang menjadi kebutuhan utama manusia, kebutuhan untuk hidup tentram dan mulia. Karena kemuliaan sendiri bisa lahir dari diri sendiri, harta benda, kepandaian ataupun kemuliaan disebabkan ilmu pengetahuan. Sedekah menjadi jalur untuk mendapatkan kemuliaan melalui harta benda.
Buku 9 Keajaiban Shadaqoh yang ditulis oleh Muhammad Syafi’I ini akan mengupas keajiban demi keajaiban yang didapat dari sedekah. Karena itu, penulis sengaja membagi kandungan buku ini menjadi 7 bagian. Yaitu, motivasi bersedekah dalam al-Qur’an dan Sunnah, Apa saja yang bisa disedekahkan, 9 sedekah yang paling dahsyat dirahasiakan, 9 keajaiban sedekah, 4 langkah menggapai keajaiban sedekah, bagaimana bersedekah yang efektif, Tips dan triks membangun budaya bersedekah.
Kajian yang cukup padat dikupas penulis dalam buku ini jelas akan menuntun pembaca menjadi pribadi yang aktif sedekah. Dengan mengenal ke-9 keajaiban sedekah yang dikemukan penulis sungguh membuat pembaca menjadi gemar bersedekah. Ke-9 keajaiban sedekah tersebut adalah, Sedekah dapat melipat gandakan rezeki, sedekah jalan untuk mendapatkan kebahagiaan, sedekah itu menyehatkan, sedekah mampu menolak balak, sedekah mejanjikan surga, sedekah menjadi bukti keimanan dan keislaman, sedekah merupakan amal yang tidak putus pahalanya dan sedekah menjadi solidaritas umat menuju kemajuan.
Semua yang dikupas penulis dalam buku ini tak luput dari rujukan yang sangat otentik. Yaitu, al-Qur’an dan hadis Rasulullah Saw. Sehingga, buku penuh muatan isi yang tak diragukan. Isi dari buku ini pun layak dijadikan modal dakwah oleh para da’I, karena ayat dan hadis yang dijadikan rujukan dicantumkan bahasa Arabnya, artinya dan ada barisnya setiap hadis yang dimuat.
Oleh karena itu, buku ini layak dimiliki oleh siapa saja. Karena buku ini bahasanya cukup sederhana. Tak sampai berpikir panjang untuk memahami gagasan demi gagasan yang diungkapkan penulis dalam buku. Semoga dengan membaca buku ini pembaca bakal menjadi pribadi yang gemar bersedekah dan masuk dalam kategori firman Allah SWT., “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah [2]: 245)
H. Rahmat Hidayat Nasution, Lc¸ Penulis buku “Mereka” Bicara Ustadz Nizar dan Pengurus eLBeTe Sumut.
(Tulisan ini telah dimuat di harian Analisa Jumat, 23 Desember 2011)
Sabtu, 13 Agustus 2011
Memakmurkan Hidup Dengan Hipnosis
Buku : Dahsyatnya Life Hypnosis
Penulis : Agus Sutiyono
Penerbit : Penebar Plus +, Depok
Tahun Terbit : 2010
Halaman : iiV + 123 hlm
Tak sedikit orang yang berasumsi negatif saat mendengar kata "hipnosis". Karena mereka beranggapan, bahwa hipnosis selalu berhubungan dengan klenik. Kebanyakan orang menilai, hipnosis hanya digunakan untuk melakukan kejahatan. Padahal, hipnosis memberikan manfaat yang luar biasa menakjubkan. Ia bisa membantu menyelesaikan suatu permasalahan. Misalnya saja dalam pendidikan, dengan teknik hipnosis dapat mengatasi kesulitan belajar dan kurangnya konsentrasi. Hipnosis juga bisa membantu penyembuhan penyakit yang diderita.
Karena pengertian hipnosis, sejatinya, adalah seni komunikasi dengan pikiran bawah sadar. Kondisi hypnosis identik berkaitan dengan gelombang otak alfa dan theta. Dan kondisi ini dialami oleh setiap manusia. Yaitu, saat mau tidur dan saat bangun tidur. Jika diilmiahkan, pada saat mau tidur, gelombang otak akan turun dari beta, ke alfa, ke theta dan akhirnya ke delta (tidur pulas hingga mimpi). Demikian pula sebaliknya, saat bangun tidur. Gelombang otak akan naik dari delta, ke theta, ke alfa dan akhirnya berada pada posisi beta atau sadar penuh. (hal. 11)
Adalah Agus Sutiyono, penulis buku ini telah menggagas buku hipnosis yang bergizi dan renyah untuk dinikmati. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana, mampu mengulas bagaimana indahnya hidup dengan senantiasa mengaplikasikan hipnosis. Karena dengan hipnosis manusia akan bisa meraih apa yang diinginkannya. Manusia bisa meyakinkan dirinya, bahwa apa yang diinginkan bila diiringi dengan kedekatan kepada sang Pencipta melalui doa dan afirmasi, semuanya bakal terwujud nyata.
Buku yang digagas oleh Agus Sutiyono ini diiringi dengan contoh-contoh nyata dan kerap dialami manusia. Artinya, contoh tersebut cukup sering terjadi dan cara penyelesaiannya memang dianjurkan oleh agama. Sehingga bila direnungkan setelah membaca buku ini, bisa jadi pembaca sudah melakukan hipnosis terhadap dirinya sendiri, hanya saja tidak mengetahui bahwa dirinya telah melakukan hipnosis.
Misalnya saja, bila kita berpikir,” Aku tidak punya apa-apa” maka hukum yang terjadi dalam kehidupan nyata adalah seperti apa yang dipikirkan. Karena kita telah melakukan komunikasi dengan pikiran bawah sadar bahwa kita tidak memiliki apa-apa. Sehingga, apa yang dipikirkan berdampak nyata dalam kehidupan. Itu adalah bagian dari hypnosis.
Di dalam buku ini, penulis juga mengajarkan kepada pembaca bagaimana merealisasikan hukum kemakmuran dalam hidup. Yaitu, pembaca harus memiliki keinginan yang kuat, lalu tuliskanlah apa yang pembaca ingin tersebut, kemudian buatlah catatan harian hari demi hari mengenai aktivitas pembaca. Maka rasakanlah tak lama lagi pembaca akan meraih kemakmuran yang diinginkan. Pembaca akan dibawa dari hari ke hari ke arah yang diinginkan. Dan jangan lupa, Pembaca harus rajin mengafirmasikan atau membayangkan bagaimana perasaan Pembaca saat menikmati atau sudah bersama dengan apa yang diinginkan.
Buku ini dibagi Agus Sutiyono menjadi tujuh bagian: Kenapa takut? Allah telah membarikan semua, Kekuatan pikirkan, Mengapa gagal, sakit dan menderita?, Langkah jitu menemukan keajaiban dalam diri, Afirmasi dan Visualiasi, Putuskan menjadi pemenang dan relaksasi dan skrip afirmasi.
Selain itu, buku ini dilengkapi dengan CD sugestif yang menuntun pembaca meraih apa yang diinginkan atau menyembuhkan penyakit yang diderita. Hemat saya, tak ada kerugian membaca buku ini. Pastinya, pembaca malah akan digiring menjadi manusia yang sangat dekat dengan sang Pemberi keinginan. Pembaca tak akan pernah lagi merasa bahwa sang Pencipta jauh dari kehidupan. Jika tak percaya, baca buku ini dan terapkanlah dalam kehidupan.
Peresensi: Rahmat Hidayat Nasution
Kamis, 11 Agustus 2011
Menikmati Momen Ramadhan
Buku : Jika Tahun Ini Ramadhanku Terakhir
Penulis : H. Ali Murthado
Penerbit : Menara Buku, Jakarta Selatan
Tahun Terbit : Juli, 2011
Halaman : XXiii + 177 hlm
Arvan Pradiansyah menulis di dalam kata pengantar bukunya “Cherish Every Moment”, “Kita akan bisa menikmati hidup kalau kita menghargai setiap momen dalam hidup kita”. Adalah Ali Murthado melakukan hal yang sama. Hal ini dibuktikannya dengan menulis buku “Jika Tahun Ini Ramadhanku Terakhir”. Saya melihat ada alur pemikiran yang sama antara Arvan Pradiansyah dengan Ali Murthado dalam menikmati setiap kesempatan atau momen yang dimilikinya. Mereka berdua mencoba mengajak pembaca setianya untuk bisa menikmati setiap alur kehidupan yang dijalani seperti apa yang telah mereka alami. Meski Arvan Pradiansyah menerbitkan buku tanpa mengkhususkan waktu tertentu, sedangkan Ali Murthado mengkhususkan dengan momen Ramadhan yang sedang dilalui oleh umat Islam saat ini.
Membaca buku yang digagas Ali Murtadho saat menjelang Ramadhan dan dilaunching tiga hari sebelum Ramadhan 1432 H, pembaca akan memahami bahwa hari demi hari di Ramadhan yang akan dilalui harus indah. Karena Ramadhan adalah anugerah tak ternilai harganya yang diberikan Allah SWT. kepada umat muslim yang diberi umur panjang untuk bertemu dengannya.
Melalui buku ini juga, Ali Murthado mengajak pembacanya untuk menghargai Ramadhan dengan melakukan proses penyatuan badan, pikiran dan jiwa saat sedang bersamanya. Hal ini tampak dengan mengingatkan manusia untuk senantiasa bertaubat. Mengingatkan manusia bahwa umur panjang mengindikasikan bahwa kuburan semakin dengan kita. Karena itu, setiap kita harus memperbanyak amal sebagai bekal.
Dengan tujuh belas tulisan yang dimuat dalam buku ini, pembaca akan tersentak dengan sadar bahwa menikmati hari demi hari Ramadhan yang dilalui dengan penuh kesungguhan akan menghantarkan pembaca melihat keistimewaan pada hal-hal yang biasa. Jika pembaca tak ingin masuk dalam kategori orang yang disedihkan oleh Rasulullah SAW.,”Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan haus.”
Meski judul buku “Jika Tahun Ini Ramadhanku Terakhir” merupakan salah satu judul tulisan yang terdapat di dalam buku ini, namun keseluruhan isi buku ini nyaris mirip seperti apa yang dikatakan Thich Nhat Hanh dalam bukunya “The Miracle of Mindfulness” tiga cara utama untuk bisa menikmati setiap momen yang dilalui. Pertama bernapas. Artinya, mampu mengendalikan tubuh dan pikiran kita. Jika dikaji dalam buku Ali Murthado ini, ia termasuk dalam judul tulisan “Bertemu Ramadhan”, “Umur Panjang: Menyadari Keberadaan Kubur Semakin Dekat” dan judul tulisan “Langkah ke Depan: Taubatlah!”.
Kedua, mengamati diri. Maksudnya kita harus bisa mengamati setiap pikiran yang muncul. Jangan sampai virus-virus pikiran yang bersifat negatif menghampiri kita. Kita harus mampu menjadi pengawal istana yang selalu waspada. Dalam buku Ali Murthado ini, ia termasuk dalam tulisan “Rahasia Kejujuran”, “Ni’mal Abdu”, “Ayo Menangis”, “Hidup itu Singkat”, “Dunia Itu Ibarat Mimpi”, “Jika Tahun Ini Ramadhanku Terakhir”, “Kematian dan Wahyu Terakhir”, dan “Membawa Amal”.
Ketiga, Tersenyum. Maksudnya, kita harus bahagia dalam setiap kondisi apa pun. Karena senyum bisa membuat kita tak larut dalam bujukan emosi. Jika dalam buku Ali Murthado ini, kategori perilaku yang bisa membuat manusia selalu tersenyum adalah tampak dalam tulisan “Allah Selalu Hadir”, “Nikmat Surga”, “Husnul Khatimah”, dan “Sebaik-baik Manusia”.
Buku ini layak dibaca oleh siapa saja. Karena buku ini bersifat mengingatkan pembacanya. Buku ini tak mengandung unsur menggurui. Bagi saya, penulis buku ini seakan-akan ingin mengajak pembacanya bersama-sama untuk mengatakan seperti apa yang pernah dituturkan oleh pengarang Prancis, Edith Piaf, “Je ne regretted rien” (Aku tidak menyesali apapun)?
Peresensi: Rahmat Hidayat Nasution
Selasa, 09 Agustus 2011
Rahasia Wudhu’ Dalam Kajian Kesehatan
Buku : Sehat dengan Wudhu’
Penulis : Syahruddin El-Fiki
Penerbit : Al-Mawardi Prima, Jakarta
Tahun Terbit : Mei, 2011
Halaman : Viii + 124 hlm
Wudhu’ merupakan indikator salah satu syarat diterimanya ibadah seorang muslim. Perintah berwudhu’ yang dilakukan, baik sebelum shalat dan sebelum melakukan ibadah sunnah lainnya, seperti membaca al-Qur’an, bukanlah tanpa manfaat. Bahkan, doa yang dibaca usai berwudhu’ (allahummaj’alni min at-tawaabin waj’alni min al-mutathahhirin, waj’alni min ‘ibadika ash-shalihin) cukup nyata menunjukkan bahwa wudhu’ berperan untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani.
Dalam Islam, kesehatan adalah salah satu hal yang paling penting. Sebab, dengan modal kesehatan, seorang muslim dapat bekerja untuk menafkahi seluruh keluarganya. Dengan sehat pula, seorang Muslim dapat melaksanakan ibadah dengan baik dan lancar. Wudhu’ dijadikan Allah sebagai salah satu media yang berperan untuk menjaga kesehatan. Wudhu’ juga mampu merangsang dan menstimulus energy yang ada di dalam tubuh orang yang melakukannya. Seluruh peredaran darah di dalam tubuh akan menjadi lancar, bila berwudhu’ dengan cara yang benar.
Buku yang berjudul “Sehat dengan Wudhu’“ mengurai dengan detail bagaimana mekanisme wudhu’ mampu berperan menjaga kesehatan. Buku ini dibagi oleh Syafaruddin El-Fikri, penulis buku ini menjadi delapan bagian. Yaitu, Sehat dengan wudhu’, dari Akupuntu hingga SEFT, empat teori jadi satu, wudhu’ aktifkan titik-titik energi, syarat untuk membersihkan diri, hikmah dan manfaat wudhu’, wudhu’ batin, dan memelihara waktu.
Dalam bab “Wudhu’ Aktifkan Titik-Titik Energi”, pembaca akan menemukan bahwa di dalam organ tubuh yang dibersihkan saat wudhu terdapat beberapa titik energi. Pengakuan titik energi tersebut diakui oleh para ahli kesehatan dan akupuntur. Membasuh wajah, misalnya. Para peniliti dan ahli akupuntur menyebutkan, titik-titik akupuntur di wajah yang menjadi area wudhu berjumlah 84 titik. Maka dengan membasuh wajah secara benar, efeknya akan sangat bermanfaat untuk kesehatan.
Rasulullah SAW. telah cukup lama mengaklamasikan, “Kemilau cahaya seorang mukmin (kelak pada hari kiamat) sesuai dengan batas basuhan wudhu’nya”, maka menurut pakar kesehatan dengan membasuh muka saat berwudhu’ dengan sedikit pijatan, akan memberi efek positif pada usus, ginjal dan sistem syaraf maupun reproduksi. Sedangkan dari sisi kulit, akan membuat kulit wajah yang kencang, bersih dan membuat wajah bercahaya.
Konkritnya, apa yang dibersihkan saat berwudhu’ memberikan efek yang baik bagi kesehatan. Tampak sekali adanya harmonisasi antara wudhu’ dengan kesehatan. Maka wajar, jika Hatim al-Asham mengajarkan selain wudhu’ lahir, kita harus melakukan juga wudhu’ bathin yang tujuh: senantiasa bertaubat kepada Allah atas segala dosa, menyesali segala dosa-dosa yang dikerjakan dan berjanji tak akan mengulanginya lagi, membersihkan diri dari cinta dunia, menghindarkan diri dari segala pujian manusia, meninggalkan sifat bermegah-megahan, tidak berkhianat dan menipu, dan menjauhi perbuatan iri dan dengki. (Bab Wudhu’ Batin, hal. 107)
Buku ini layak dibaca oleh segala kalangan, baik para praktisi kesehatan maupun masyarakat awam. Selain bahasa yang digunakan penulis cukup sederhana, juga mampu menumbuhkan semangat pembaca untuk melakukan penjagaan kesehatan yang murah dan memang diajarkan oleh agama. Karena setiap hari, kita wajib mengerjakan shalat lima waktu. Dengan wudhu yang benar dan sesuai aturan, artinya lima kali dalam sehari kita menjaga kesehatan sambil beribadah kepada Allah.
Peresensi: Rahmat Hidayat Nasution
Senin, 08 Agustus 2011
Pola Pikir Islami
Buku : The Power of Positive Thinking For Islamic Happy Life
Penulis : Bilif Abduh, S.S
Penerbit : Citra Risalah, Yogyakarta
Tahun Terbit : Desember, 2010
Halaman : XIV + 116 hlm
Dalam al-Khawaatir, Syekh Muhammad Mutawalli al-Sya’rawi mengatakan, “pikiran adalah alat ukur yang digunakan manusia untuk memilih sesuatu yang dinilai lebih baik dan lebih menjamin masa depan diri dan keluarga.” Lantas timbul pertanyaan, bagaimana caranya agar memiliki pikiran yang baik? Islam yang ajarannya full dengan motivasi selalu mengajarkan pola pikir positif Islami. Dalam beribadah dan berinteraksi misalnya, umat Islam senantiasa diminta husnuzhan. Karena ia adalah salah satu dasar pola pikir positif Islami.
Kini, konsep pola pikir positif yang diajarkan di dalam Islam dengan mudah bisa dipahami dan digagas dengan baik. Karena telah hadir referesensi yang sengaja didesain khusus mengupas pola pikir positif islami. “The Power of Positive Thinking For Islamic Happy Life” adalah judul bukunya. Buku yang memiliki ukuran 13 X 20 cm ini mengurai dengan rinci bagaimana menggagas dan memiliki pola pikir islami. Plus, ditampilkan “30 kisah Menuju Hidup Positif” yang diiringi dengan penjelasan petikan hikmah dari masing-masing kisah.
Menurut Bilif Abduh, S.S, penulis buku ini, ada lima dasar pola pikir positif Islami. Yaitu, Husnuzhan, Tafa’ul (optimis), tawakal, al-I’timadu ‘Ala Nafsi (percaya diri) dan silaturrahmi. Dengan memiliki kelima dasar pola pikir ini, secara otomatis akan menimbulkan efek pengaktifkan “tombol” pikiran positif. Orang yang senantiasa tafa’ul misalnya, ia tak akan pernah goyah dalam menjalani hidup. Kesulitan yang dialami akan dihadapi dengan semangat, karena ia telah mengaktifkan “tombol” tersibaknya kekuatan Diri. Dengan kekuatan diri yang dimiliki, kesulitan yang dirasakan akan segera berganti menjadi kebahagian dan kesuksesan.
Karena itu, dalam sub bahasan “Tegar dalam Melangkah”, penulis mencamkan kepada pembaca, “surutnya langkah kaki seseorang, tipisnya kemauan dan semangatnya untuk maju disebabkan ia tak benar-benar mempraktikkan kekuatan besar yang dimilikinya, yaitu berpikir positif.” Artinya, hanya mereka yang tidak berani berpikir positif dalam menjalani alur hidup yang akan selalu merasakan kegagalan demi kegagalan. (hal. 33)
Optimislah dalam menjalani hidup. Pesan penulis ber-ulang kali di dalam buku ini, meski dengan redaksi yang berbeda. Berangkat dari pikiran positif, Allah SWT. tidak akan terus membiarkan hamba-Nya dalam keterpurukan. Ketika ada usaha dan upaya yang ditunjukkan, pertolongan Allah SWT. pasti datang. Allah sendiri dengan secara jelas melarang hamba-Nya berputus asa.
Akan lebih apik lagi pemahaman pembaca mengenai berpikir positif, bila dikombinasikan dengan buku “Terapi Berpikir Positif” yang ditulis oleh Ibrahim El-Fiky. Karena pembaca akan menyadari bahwa pikiran yang dimiliki ternyata mengandung kekuatan yang luar biasa. Kedua buku ini akan membuka cakrawala, bahwa kita adalah dahsyat. Jauh lebih dahsyat dari apa yang pernah kita bayangkan. Selamat membaca, menggagas dan memiliki pola pikir islami.