Selamat Datang

Selamat datang dan selamat menikmati hidangan otak Anda. Blog ini khusus dirancang untuk Anda yang siap melahap dan mencari gizi-gizi buku yang bermakna.

Jumat, 21 November 2008

Kiat Jitu Praktik Marketing Rasulullah

Judul : Marketing Muhammad: Strategi Andal dan Jitu Praktik Bisnis Nabi Muhammad saw
Penulis : Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo
Penerbit : Madania Prima, Bandung 2007
Tebal : Xii + 157 halaman

Sudah menjadi rutinitas, bahwa setiap tanggal 12 Rabiul Awal umat Islam memperingati hari kelahiran Rasulullah Saw. Rutinitas tersebut acapkali ‘dihiasi’ dengan mengenang beragam peristiwa yang terjadi di masa kelahiran Nabi Muhammad Saw. hingga masa ‘kegemilangannya’ menjadi rasul Allah. Agaknya, di antara peristiwa yang urgen untuk direnungkan dan dijadikan pelajaran, saat ini, adalah mempelajari bagaimana praktik bisnis Muhammad Saw. disaat muda atau ketika ia belum diangkat menjadi rasul Allah. Pasalnya, trend berbisnis saat ini kian marak dan kian meningkat.

Menurut literatur sejarah Islam, Nabi Muhammad Saw. sejak kecil sudah membiasakan diri untuk hidup mandiri dan berwirausaha, yang diawali dengan mengembala kambing milik Bani Sa’ad. Kemandiriannya muncul bukan karena ia miskin. Sejatinya, Muhammad Saw. hidup ditengah keluarga yang berkecukupan. Bahkan, keluarga ayahnya terkenal sebagai pembesar suku Quraisy, sehingga tidak diragukan lagi kesejahteran hidupnya.

Setelah sukses berniaga di negara sendiri, pada usia dua puluh lima tahun Muhammad ingin membuktikan bahwa ia bukan hanya ‘jago’ berbisnis di daerah sendiri, tapi juga dapat berbisnis diberbagai negara. Riwayat bisnisnya tersebut dimulai tatkala Khadijah mendengar kabar tentang kejujuran perkataan, kredibilitas dan kemulian akhlaknya. Hingga Khadijah pun mengirim utusan dan menawarkan Muhammad bin Abdullah agar berangkat ke Syam (baca; Syria dan Libanon) untuk memasarkan barang dagangannya.

Brand image muhammad yang memiliki akhlak mulia, jujur dan terpercaya menjadi ‘sinyal’ kuat untuk menjustifikasikan bahwa ia adalah pebisnis sukses yang belum pernah dicapai manusia sebelum dan sesudahnya. Buku “Marketing Muhammad: Strategi Andal dan Jitu Praktik Bisnis Nabi Muhammad saw” akan membuktikan bahwa aneka teori kesuksesan marketing yang dicetuskan Barat, sejatinya sudah dilakoni Muhammad saw. Bahkan, buku ini juga dapat dikatakan sebagai kritikan untuk buku “The Corporate Mystic” yang dikarang Gay Hendriks dan Kate Ludeman, yang menyatakan bahwa para pengusaha sangat penting untuk menjauhkan dirinya dari teologi dan kepercayaan spritualisme yang sangat berpotensi memecah belah, dan hanya boleh memetik manfaatnya, jika dijamin menguntungkan dan terpadu dengan teori-teori yang ada.

Penulis buku ini, Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, membagi isi buku menjadi lima bagian: mind share, market share, heart share, shoul share dan shoul marketing. Kelima bagian ini merupakan teori umum dalam dunia marketing untuk memasarkan produk. Akan semakin membuat takjub, ternyata teori-teori yang selalu digemborkan Barat sudah lebih dahulu direalisasikan Muhammad Saw.. Strategi mind share misalnya. Dalam strategi ini tercakup proses segmenting (cara membagi pasar berdasarkan variabel-variabel yang ada seperti geografi, prilaku dll), targeting (proses pemilihan target dan mencocokkan reaksi pasar dengan kebutuhan dasar) dan positioning (langkah menempatkan produk dalam benak customer).

Dalam musnad Ahmad dicatat, bahwa Muhammad saw. pernah memasarkan market Khadijah di komunitas penduduk Bahrain, tepatnya di pasar Mushaqqar. Yang cukup menarik, kebiasaan Muhammad sebelum melakukan segmentasi, ia terlebih dahulu mengenal market, sehingga mendapatkan detail konsumen yang diperlukan untuk melakukan proses segmentasi. Pola pikirnya yang menginspirasikan one on one marketing, jelas merupakan hal yang sangat mudah untuk memasarkan produk. Ia tidak hanya akan dapat menjual, tetapi juga dapat mendekatkan diri dengan konsumen. Hingga akhirnya ia dapat menggali hal-hal yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam proses targeting, Muhammad menggunakan sistem one brand for all. Yaitu, denga menggunakan sifat al-‘amin (jujur) sebagai piranti sistem one on one marketing hingga ia mampu menyentuh individu konsumen. Ia tidak hanya berbisnis dengan kalangan raja tetapi juga dengan rakyat biasa. Dan dengan menggabungkan dua sistem di atas, Muhammad dengan mudah menentukan positioning. Ia tidak pernah mengalami pertengkaran dan perdebatan dengan konsumen dalam menentukan harga, bahkan konsumen kian percaya saat ia selalu tepat janji dalam mengantar barang-barang yang kualitasnya telah disepakati antara keduanya. Akhirnya, produk yang ingin dipasarkan benar-benar ‘terpotret’ dalam benak customer dan tak ada rasa kecewa sedikitpun. Bukan hanya itu, ketagihan konsumen untuk membeli market yang dijualnya pun kian meningkat.

Intinya, penulis ingin ‘menyematkan’ di benak pembaca, bahwa ada lima konsep yang diajarkan Rasulullah dalam melakukan bisnis: jujur, ikhlas, profesional, silaturrahmi dan murah hati. Apabila kelima konsep tersebut diaplikasikan akan melahirkan kepercayaan. Karena sebuah hubungan silaturrahmi yang dilandasi sikap murah hati oleh seorang profesional yang jujur dan ikhlas akan menghasilkan Trust (kepercayaan). Kalau sudah trust, loyalitas akan terlahir dengan sendirinya.

Selain itu, point lain yang didapat dari buku ini. Penulis sengaja memperkenalkan kehebatan, kekurangan dan bahkan kesalahan konsep yang dilakukan beberapa perusahan di dunia untuk menarik simpati customer. Misalnya perang tarif murah telepon dan sms yang terjadi antar operator telepon seluler di Indonesia. Menurut penilaian penulis, keterlibatan dalam fenomena perang tersebut menunjukkan kurang profesionalnya perusahaan. Karena customer bukanlah masyarakat yang buta dengan dunia perdagangan. Sudah pasti yang akan dipilih dan dicari pelanggan tetaplah yang dapat memberikan dan menjamin kenyamanan dalam berkomunikasi juga memiliki jaringan luas. Bahkan kepercayaan dan profesionalisme perusahaan yang menjadi operator tetap menjadi point utama customer. Dapat diteliti, bahwa customer yang tergiur dengan tarif murah operator hanyalah masyarakat kecil, yang sejatinya tidak begitu memberikan ‘untung’ banyak bagi perusahaan. Adalah lazim yang diincar pebisnis marketing, bagaimana membuat pelanggang semakin sering menggunakan jasa dan market. Bukan malah membuat perusahan kian terpuruk dikarenakan tak mampu mendapatkan target yang diharapkan.

Maka tak salah, bila Uken Juneidi, S.E. Ak, President Business Development Salamadani, memberi komentar terhadap kecerdasan penulis yang berhasil memaparkan strategi Rasulullah Saw. dalam dunia pemasaran, yang juga dilengkapi dengan kajian bagaimana pemasaran dilakukan dengan dasar akhlak yang baik dan strategi yang jitu. Maka, buku Martekting Muhammad Saw. ini sangat penting untuk dibaca oleh semua kalangan, terutama yang memiliki jiwa dagang. Insya Allah dengan membaca buku ini akan memberikan pencerahan bagaimana berbisnis yang sehat, halal dan baik.

Rahmat Hidayat Nasution, Pencinta buku-buku Indonesia Keagamaan

Tidak ada komentar: