Selamat Datang

Selamat datang dan selamat menikmati hidangan otak Anda. Blog ini khusus dirancang untuk Anda yang siap melahap dan mencari gizi-gizi buku yang bermakna.

Selasa, 10 Februari 2009

Meraih Sukses dengan Menguatkan Keberanian

Meraih Sukses dengan Menguatkan Keberanian
Judul buku : Menginstall Nyali
Penulis : Bambang Trim
Penerbit : MQS Pubhlising
Tahun terbit : Cetakan II, 2006
Tebal buku : XXiV + 116 halaman

Fantastis, begitu kesan saya sehabis membaca tulisan-tulisan populer Bambang Trimsyah di dalam bukunya “Menginstal Nyali”. Klaim fantastis itu didasari oleh dua hal. Jika dipahami secara kamus kata “fantastis” mengandung makna sesuatu yang mengagumkan. Selain itu, Kata fantastis juga bisa dipahami sebagai istilah yang dipakai Tzvetan dalam The Fantastic: a structural approach to a literary genry (1975). Sesuatu yang sulit dilakukan orang, melibatkan keyakinan yang kokoh, tapi mampu membuktikan hal yang ada di luar dugaan, sehingga berubah menjadi wujud yang menarik dari seseorang. Itulah kesan yang dapat saya petik saat menjalani lembar demi lembar buku ini.

Bayangkan, peperangan yang dialami semua manusia menjadi kupasan dalam buku ini: berani-takut. Keduanya terkait kuat dengan nyali. Dan keduanya kerap menjadi perseteruan dalam diri siapa pun, karena adanya daya tarik-menarik. Bahkan, lebih dahsyat lagi keduanya menyinggung potensi positif dan potensi negatif. Berani-takut, keduanya juga menjadi pemicu untuk menemukan jati diri. Karena tidak sedikit kita temukan gara-gara menanam benih takut membawa keberdayaan diri menjadi pengecut, pecundang, pemalu, atau perusak. Namun tak sedikit juga takut bisa melahirkan benih yang spektakuler, karena takut juga bisa berbuah positif. Misalnya, takut miskin jadi semangat bekerja. Takut bisnis bangkrut jadi ingin profesional. Takut mendapatkan jodoh yang bukan idaman, menjadi semangat memilih calon yang baik.

Buku yang memiliki format panjang-lebar 15 X 23 cm, dengan ketebalan 116 halaman dibagi penulis menjadi tujuh bab, yang semuanya bersumber dari kepribadian Rasulullah. Bambang Trim mencoba menyalami keberanian-ketakutan Rasulullah Saw., dan menjadikannya teladan utama dalam pembahasan buku ini. Bab pertama, berani kebaikan, takut keburukan. Secara singkat, dalam bab ini penulis menjelaskan bahwa keberanian menjalankan perintah Allah Swt. merupakan potensi mendapatkan kebaikan. Tidak takut melakukan hal yang dimurka Allah Swt. akan melahirkan petonesi mendapatkan keburukan. Berani-takut hanya karena Allah Swt.

Bab kedua, berani keburukan, takut kebaikan. Bab kedua ini samas sekali tidak bertentangan dengan bab sebelumnya. Karena gagasan yang dibangun penulis dalam bab ini berkaitan dengan hubungan manusia dengan sesamanya. Misalnya, berani karena dipuji. Cukup banyak orang melakukan sesuatu hanya karena ingin dipuji. Padahal, dalam Islam, yang berhak mendapatkan pujian adalah Allah. Sehingga berani melakukan sesuatu hanya ingin dipuji adalah keburukan. Dan takut mendapatkan kemurkaan Allah karena melakukan sesuatu bukan ikhlas karena-Nya adalah kebaikan.

Bab ketiga, berani memotivasi. Dalam bab ini, Bambang Trim menjelaskan beraneka sikap yang mampu membuat kita menjadi berani. Sikap-sikap itu cukup kuat memotivasi kita untuk bangkit menjalani hidup lebih baik. Misalnya, berani menyenangkan orang lain. Terkadang kita ragu-ragu untuk menyenangkan orang lain karena takut berkurangnya kebahagian atau kesenangan kita sendiri. Kenyataaannya tidak benar. Malah, Allah akan membalasnya dengan memberikan kebahagian lebih. Banyak menyenangkan dan membahagiakan orang lain akan memotivasi kita untuk menebar manfaat sebanyak-banyaknya. Selain itu, ukuran kesenangan dan kebahagian orang lain akan menjadi ilmu bagaimana kita dapat meningkatkan nilai diri kita.

Bab Keempat, berani berubah. Setelah termotivasi, secepat mungkin kita untuk melakukan perubahan. Bab ini jelas masih berkaitan dengan bab sebelumya. Sehingga isi tulisan-tulisan penulis cukup terasa ketertaikatannya. Misalnya, di bab sebelumnya penulis menjelaskan berani bercita-cita, dalam bab ini penulis juga mengkaitkan masalah berani mengubah cita-cita. Jika di bab sebelumnya, penulis menyarankan kita untuk berani bercita-cita agar mendapatkan motivasi yang kuat. Di sini penulis merangsang kita bahwa berani mengubah cita-cita jika memang tidak mampu meraih apa yang direncanakan. Karena hidup di dunia ini tidak selalu linear, bahkan lebih sering zig-zag. Tentunya dalam mengubah cita-cita ada prosesnya. Menurut penulis ada empat proses yang harus dilakukan: harus mengukur potensi dan kompetensi diri, harus mempertimbangkan minat, harus mengukur seberapa besar kemanfaatan cita-cita yang dijalani untuk orang banyak, harus meyakini ridha Allah terhadap cita-cita yang dipilih

Bab Kelima, berani beresiko. Setiap adanya tindakan tak luput resikonya. Dengan berani mengambil keputusan sudah tentu ada resikonya. Sehingga penulis pun menginstall nyali kita dengan setelah melakukan perubahan harus siap menerima resiko. Di antara resiko yang dialami adalah berani gagal. Di sinilah penulis menyelipkan bahwa kegagalan bukanlah akhir segalanya. Karena Rasulullah sendiri pernah beberapa kali mengalami kegagalan dalam menyebarkan syiar Islam. Tapi, kenyataannya Islam tetap ‘berkibar’ hingga saat ini. Di sini juga penulis menyisipkan bahwa orang-orang yang berani gagal sebenarnya tidak menjadikan dirinya target gagal. Hal itu lebih dikarenakan keyakinan pada setiap kesulitan selalu ada kemudahan. Jika kegagalan bagian dari skenario Allah, pastilah akan datang pertolongan dari Allah Swt dan juga hikmah yang besar untuk hidup kita.

Bab keenam, Berani karena Allah. Setelah menjalani lima keberanian sebelumnya. Penulis tetap mengingatkan pembaca kembali bahwa keberanian yang paling utama adalah karena Allah. Misalnya berani bersabar. Penulis meyakinkan bahwa berani bersabar adalah salah satu kunci sukses Muslim. Tanpa sabar tidak akan mungkin diperoleh keberhasilan yang hakiki. Hal ini, kata penulis, karena sukses juga ditentukan oleh suasana hati.

Bab ketujuh, doa-doa penguat keberanian. Dalam bab terakhir ini, penulis memberikan bonus kumpulan doa-doa agar kesuksesan dapat diraih. Karena usaha tanpa doa akan membuat hasilnya kurang berkah. Karena penentu kesuksesan adalah Allah Swt.

Boleh dikatakan, gagasan yang dituangkan penulis di buku ini barangkali akan lebih tajam dan komperenhesif jika dikombinasikan dengan buku “Gue Juga BIsa Kreatif” dan buku “Menyemai Impian, Meraih Sukses Mulia”. Walaupun Buku Gue Juga Bisa Kreatif yang ditulis Sakti Wibowo sasaran pembacanya remaja, gagasan tentang menginstall nyali juga menjadi pembahasan. Sedangkan buku “Menyemai Impian, Meraih Sukses Mulia yang dikarang Jamil Azzaini lebih mengasah kita bagaimana perjalanan seorang pencari kesuksesan yang tak lepas berkali-kali harus menginstall nyalinya untuk dapat menyemai impian dan akhirnya mendapatkan kesuksesan. Dengan mengkombinasikan tiga bacaan tersebut akan membuat kita makin mantap dalam meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Selamat membaca!
Rahmat Hidayat Nasution, siswa kelas intensif 03

Tidak ada komentar: